Jjaejaepeach

๐——๐˜‚๐—ฎ ๐—ฃ๐˜‚๐—น๐˜‚๐—ต ๐—ฆ๐—ฎ๐˜๐˜‚; ๐—ฅ๐˜‚๐—บ๐—ฎ๐—ต

โ€œBumi...โ€

Bumi menoleh saat mendengar suara Senjani. Lelaki itu tersenyum.

Senjani duduk di samping Bumi

โ€œLangitnya banyak Bintang, indah bangetโ€ ucap Senjani

โ€œIyaโ€

โ€œBumi...โ€

โ€œHmm?โ€

โ€œKenapa minta maaf? Kenapa tadi langsung pergi?โ€

Bumi menoleh pada perempuan di sampingnya itu.

โ€œHmm, kenapa ya? Mungkin karena aku takut?โ€

Senjani meraih tangan Bumi, lalu mengusapnya pelan. โ€œBumi...โ€

โ€œIya Senjani?โ€

โ€œKenapa mesti takut? Memangnya kamu ngelakuin apa?โ€

Bumi hanya terkekeh pelan โ€œAku takut kamu kecewa atas penampilan aku tadi, maaf ya? Maaf kalau gak sesuai sama harapan kamu...โ€ ucap Bumi lirih

Senjani terkekeh โ€œsiapa bilang aku kecewa? Justru aku nangis tau!โ€

โ€œBumi denger ya? Jangan takut, apapun yang Bumi lakuin Senja pasti bangga, asal itu gak merugikan diri sendiriโ€

โ€œLirik yang kamu bacain tadi inget kan Bumi? kamu bilang di lirik itu, kalo akhirnya kamu nemuin tempat yang bisa kamu bilang rumah, itโ€”โ€œ

โ€œKamuโ€

Senjani mengangkat sebelah alisnya โ€œapaโ€

Bumi menoleh lalu menatap manik cokelat milik Senjani, ia lalu merapikan helaian rambut yang menutupi wajahnya karena terkena angin.

โ€œItu kamu Senjani. Tempat yang aku maksud itu kamuโ€

โ€œKenapa aku?โ€

โ€œKarena, cuma kamu tempat dimana aku bisa luapin semuanya, cuma kamu tempat dimana aku ngerasa aman dan tenang, cuma kamu Senjani. Kamu itu ibarat rumah paling nyaman yang saat ini aku punya, setiap kata yang kamu ucapkan, tatapan kamu, senyum kamu, pelukan kamu. Itu semua udah aku anggap sebagai rumah, cuma kamu satu-satunya yang bisa nopang aku di saat aku lagi sakit. Kamu itu rumah paling aman Senjani...โ€

โ€œAku sadar kok, bahkan di umur kita yang masih terbilang muda, seharusnya gak ngomongin hal kayak gini. Tapi Senja, aku serius tentang itu. Kamu rumah aku, tempat aku pulang.โ€

Bumi tersenyum

โ€œSenjani, tetap di samping aku ya? tolong jangan pernah ninggalin aku sendirian, bantu aku buat bahagia, bantu aku buat ngeraih semua mimpi. Aku janji, nanti, kalau aku sama kamu udah sama-sama dewasa, aku bakal bawa kamu ketempat dimana cuma ada aku dan kamu. Nanti disana kita bangun rumah untuk kita ya?โ€

โ€œSenjani, terimakasih karena sejauh ini kamu selalu berhasil bikin aku tenang. Jangan ninggalin aku ya? Janji?โ€

Senjani tersenyum, ia lalu mendekap tubuh Bumi โ€œJanji, Senja janji gak bakal ninggalin Bumi. Senjani sayang sama Bumi, makasih ya Bumi udah bertahan sejauh iniโ€

๐——๐˜‚๐—ฎ ๐—ฃ๐˜‚๐—น๐˜‚๐—ต; ๐—˜๐—บ๐—ฒ๐—ฟ๐—ฎ๐—น๐—ฑ ๐—˜๐˜†๐—ฒ๐˜€

Bumi memutuskan untuk tetap maju, ia tidak ingin mengecewakan perempuannya. Persetan dengan rasa takut!

โ€œOke, sekarang ada satu lagi murid yang bakal nyumbangin bakatnya. Langsung aja kita panggim, Bumi dari kelas sepuluh IPA 3โ€

Bumi menghela napasnya โ€lo bisa Bumi, pasti bisa!โ€ batin lelaki itu meyakinkan dirinya sendiri.

Bumi berjalan di atas panggung, lalu duduk di kursi sambil membawa gitar milik Papa, yang sebelumnya ia pinjam.

Bumi mengedarkan pandangannya, berharap menemukan Senjani.

โ€œBUMI!!!โ€

Bumi tersenyum saat netranya bertemu dengan perempuan yang ia cari.

โ€œSEMANGAT!!โ€ Teriak perempuan itu.

Lagi-lagi Bumi menghela napas

โ€œH-hai, s-saya Bumi...โ€

Ia menghela napas kembali, lalu memejamkan matanya sejenak.

Alunan musik dari petikan gitar mulai terdengar. Seluruh penonton diam memperhatikan. Begitu juga Senjani, ia tersenyum kala mendengar suara Bumi.

Entah mengapa tiba-tiba saja air mata Senjani jatuh. Sungguh, lelaki yang kini tengah bernyanyi, ia indah, sangat indah.

Bumi mengalihkan pandangannya menatap Senjani. Perempuan di hadapannya kini terlihat begitu cantik.

The birds they sang a melody My heart was keeping time and we Were dancing on the edge of something new Slow at first but still it seems That we'll go down in history As lovers from the start, just me and you

Mata Bumi tidak lepas dari Senjani. Sungguh, rasanya tenang kala ia menatap mata coklat milik perempuan itu.

I've spent a thousand nights Lost in your emerald eyes Lost in a place where I know you can see my soul Make me lose track of time You and your emerald eyes Finally found a place that I can call my home

Hingga di detik terakhir lagu itu, Bumi tidak berhenti menatap Senjani.

โ€œUntuk Senjani, terimakasih ya untuk semuanya, saya sayang kamu.โ€

๐—ฆ๐—ฒ๐—บ๐—ฏ๐—ถ๐—น๐—ฎ๐—ป ๐—•๐—ฒ๐—น๐—ฎ๐˜€; ๐—›๐—ฎ๐—ฟ๐˜‚๐˜€๐—ธ๐—ฎ๐—ต?

Ah, tidak terasa ya. Sekarang acara tahunan sekolah dimulai, bahkan kalo tidak salah baru kemarin Bumi masuk SMA, tapi tak lama lagi ia akan memasuki kelas sebelas SMA.

Oh iya, tentang acara tahunan ini, kalian tidak lupa, kan? Iya, malam ini, untuk pertama kalinya lelaki itu akan menampilkan kemampuannya di hadapan orang lain selain Senjani. Kalau saja perempuan kesayanganhya itu tidak memintanya untuk tampil, Bumi sudah pasti tidak akan tertarik.

Seluruh murid saat ini sudah berkumpul di lapangan, mereka berbaris dengan rapih di depan panggung, menunggu acara di mulai.

Jujur saja, perasaan Bumi saat ini sangat takut. Entahlah, tapi rasanya ia takut sekali.

โ€jangan tampil deh, takut Senjani kecewaโ€

Kalimat itu terus saja berputar di kepala Bumi. Apa benar kata Azri? Harusnya ia tidak tampil. Bagaimana jika nanti ia mengecewakan Senjani? Bagaimana jika nanti penampilannya tidak seperti apa yang di harapkan Senjani? Bagaimana jika ia gagal menjadi seseorang yang pantas dibanggakan?

Acara sudah dimulai, bahkan beberapa orang sudah maju untuk menampilkan bakatnya.

Bumi masih duduk menunggu gilirannya, ia sendirian.

โ€œBumi, abis ini giliran lo. Siap-siapโ€ ucap seorang panitia acara padanya.

Jantung Bumi berdetak sangat cepat. Ahh, ia takut sekali.

Bumi menghela napasnya Haruskah ia maju atau mundur?

Baru Kali Ini

Saat ini Najendra dan Karina tengah duduk di pinggiran sungai sambil memakan beberapa jenis jajanan yang sebelumnya sempat mereka beli.

Tempat ini tampak begitu ramai, banyak sekali orang-orang yang datang, mungkin mereka juga sama seperti Najendra. Pergi keluar mencari angin, padahal angin tidak perlu di cari kan?

Najendra menatap ke arah langit malam itu, ia menghela napas pelan.

โ€œKenapa?โ€ tanya Karina tiba-tiba

โ€œHah?โ€

โ€œLo kenapa? Lagi ada masalah ya lo?โ€

Najendra tersenyum โ€œenggak, cuma ya gitu dehโ€

โ€œAW! Sakit bangsatโ€ umpat Najendra karena tiba-tiba saja Karina memukul lengannya dengan keras.

Karina hanya terkekeh โ€œabisan lo kayak lagi banyaj pikiran. Nih ya gue kasih tau, orang yang banyak pikiran terus masalahnya cuma di pendem sendiri lama-lama bisa gila, bisa stress. Lo mau jadi stress? Kalo gue sih ogah ya, soalnya masih muda, belum kawinโ€

Tiba-tiba saja Najendra tertawa โ€œBego, nikah dulu anjir baru kawin hahahahaโ€

โ€œYa itu maksudnya brou hahaโ€

Najendra hanya tertawa mendengar ucapan perempuan disampingnya itu.

โ€œJadi kenapa? Mau cerita gak? Gue siap kok jadi pendengar buat lo jenโ€ ucap Karina

Jujur, Najendra juga sebenarnya ingin sekali memiliki pendengar selain Arjeno. Jauh di dalam hatinya. Tapi, apakah Najendra harus menceritakan semua bebannya pada perempuan ini?

โ€œKenapa? Gak mau cerita ya? Yaudah jen gapapa kok gue gak maksa kalo lo gamau. Gue cuma ngasih tau aja, kalo sekarang lo bisa berbagi beban lo sama gue. Tenang aja, gue gak cepu kayak si echan kokโ€

Najendra terkekeh. Ia baru sadar jika sifat perempuan disampingnya ini hampir mirip sekali dengan Echan sahabatnya.

โ€œKalo gue cerita lo mau dengerin sampai akhir?โ€

Karina mengangguk โ€œpasti jenโ€

Najendra menghela napas โ€œJadi gue...โ€

Najendra mulai menceritakan beberapa masalah yang memang sedikit menganggu pikirannya akhir-akhir ini, termasuk tentang mama.

Selama Najendra menumpahkan segala bebannya, tanpa Najendra sadari Karina memperhatikan setiap bagian yang ada di wajah Najendra. Entahlah, tapi wajah Najendra benar-benar terlihat sangat indah, sangat tampan.

โ€œJadi gitu...โ€ ucap Najendra lirih

Karina tersenyum

โ€œJen, mungkin gue belum terlalu lama kenal sama lo, bahkan mungkin gue kenal lo baru beberapa minggu kali ya? Tapi jen gue boleh bilang sesuatu gak?โ€

Najendra mengangguk

โ€œGak ada yang salah tentang semua ucapan dan perasaan lo. Tapi jen kalo boleh gue ngasih saran, lo jangan terlalu lama nyimpen rasa benci lo ya? Apalagi itu mama lo, mau gimana pun, sejahat apapun itu, dia tetep mama lo, orang yang udah ngasih kehidupan ke lo jen. Gue paham, pasti lo juga benci kan situasi kayak gini?โ€

โ€œNajendra, sadar gak sadar, sebenarnya lo juga kangen sama mama lo, gue yakin itu. Tapi rasa benci lo ngalahin semuanyaโ€

Tiba-tiba saja Karina meraih tangan Najendra lalu mengusapnya dengan lembut

โ€œGue minjem tangannya yaโ€

Najendra hanya diam

โ€œNajen, gue gak mau lo jadi anak durhaka, gue gak mau lo nyimpen dendam ke ibu lo sendiri. Gue gak maksa lo buat maafin dia sekarang kok, tapi gue minta lo berusaha buat maafin ya? Jangan sampe lo nyeselnya di saat mama lo udah gak ada lagi.โ€

Karina menghela napasnya

โ€œOh, dan satu lagi. Lo gak sendirian, abang lo, temen-temen lo semuanya pasti peduli sama lo. Jadi lo jangan lagi pura-pura baik-baik aja kayak gini, kalo capek bilang. Capek dan ngeluh bukan berarti lo lemah inget.โ€

โ€œKalo lo?โ€ Tanya Najendra

โ€œGue? Kenapa?โ€

โ€œLo peduli gak sama gue?โ€

โ€œMenurut lo aja anjg, kalo gue gak peduli ogah banget gue nemenin loโ€

Najendra tertawa โ€œhahahaha kalem ihโ€

โ€œBtw karin, makasih ya? Baru kali ini gue berani cerita tentang masalah gue ke orang lain, dan baru kali ini gue bisa deket sama cewekโ€

โ€œPulang yu? Udah malemโ€

๐——๐—ฒ๐—น๐—ฎ๐—ฝ๐—ฎ๐—ป ๐—•๐—ฒ๐—น๐—ฎ๐˜€; ๐—ฃ๐—ฒ๐—บ๐—ฒ๐—ฟ๐—ฎ๐—ป ๐—ฃ๐—ฎ๐—น๐—ถ๐—ป๐—ด ๐—œ๐—ป๐—ฑ๐—ฎ๐—ต

๐˜ฟ๐™–๐™ง๐™ž ๐™Ž๐™š๐™ฃ๐™Ÿ๐™–๐™ฃ๐™ž ๐™ช๐™ฃ๐™ฉ๐™ช๐™  ๐˜ฝ๐™ช๐™ข๐™ž

Hai Bumi...

Kaget gak dapet surat kayak gini? Senja tahu, sekarang pasti Bumi lagi ketawa ya baca ini? Haha.

Bumi, ngetawainnya jangan lama-lama!! Pokoknya Bumi harus baca sampai selesai okey?

Aduh, Senja degdegan nulisnya.

Oke mulai...

Bumi, inget gak pertama kali kita ketemu dimana? Pantai, iya pantai. Senja masih inget banget waktu itu Senja liat Bumi lagi duduk sendiri terus keliatan sedih, dan bener aja pas Senja deketin, Bumi lagi sedih.

Waktu itu Bumi pasti kaget ya? Karena Senja tiba-tiba nyamperin dan ngajak kenalan? Haha, maaf ya Bumi, soalnya Senja gak suka liat orang sedih.

Tapi, Bumi tahu gak? Senja seneng banget bisa kenal dan deket sama Bumi sekarang, kenapa ya? Rasanya Senja pengen terus bersyukur sama semesta karena udah bikin Senja ketemu sama Bumi.

Bumi, awalnya Senja gak tahu kalau ternyata Bumi itu rapuh. Tapi setelah Senja kenal Bumi, Senja jadi tahu kalau sebenernya selama ini Bumi itu rapuh, kalau sebenernya Bumi gak sekuat itu, bener kan?

Tahu gak? Hal yang paling Senja suka apa? Hmm, Senja paling suka saat liat Bumi ketawa, Senja paling suka saat liat Bumi bahagia. Gak tahu kenapa Bumi, sejak Senja kenal Bumi, Senja cuma pengen bikin Bumi bahagia. Berlebihan enggak? Enggak lah ya.

Bumi, setelah sejauh ini Senja kenal dan deket sama Bumi, Senja jadi tahu kalau ternyata cara mengobati luka paling baik itu dengan pelukan. Senja inget banget, waktu itu, saat Bumi lagi sedih terus Senja peluk Bumi, semua rasa sedih Bumi jadi hilang. Iya kan?

Ah, rasanya Senja pengen terus ada di samping Bumi, liat Bumi senyum, ketawa. Senja pengen terus liat itu sampe nanti kita berdua dewasa Bumi. Senja aneh ya? Maaf ih:(

Kalau boleh jujur, Senja itu sayang banget sama Bumi, sampai rasanya Senja pengen ngelindungin Bumi terus dari orang-orang yang nyakitin Bumi. Kadang Senja pengen marah, pengen berantem sama orang-orang itu. Tapi Bumi selalu bilang jangan.

Bumi, tahu gak? Kalau kamu itu manusia yang Tuhan ciptakan dengan begitu layak. Banyak banget hal-hal yang pengen cepat Senja selesaikan. Tapi Bumi, kalau untuk kamu, Senja gak mau ada kata selesai. Senja masih ingin terus menyusuri setiap makna yang ada dalam diri kamu.

Kalau di ibaratkan, jika dalam buku yang aku tulis kamu itu pemeran paling indahnya. Tahu gak kenapa? Karena semua tenang kamu mau sekecil apapun itu, semuanya bermakna, indah, tenang, menyejukkan.

Oh iya, Senja juga mau bilang sesuatu pada Semesta.

Untuk semua luka yang selama ini Bumi tanggung, tolong segera pergi ya? Manusia satu ini cuma ingin bahagia, manusia satu ini cuma ingin di anggap ada. Tolong jangan terlalu kejam ya? Nanti Senja marah kalau masih terus bikin Bumi sedih...

Ah, ini udah panjang banget gak sih isinya Bumi? Kamu bosen ya bacanya? Bentar ya sedikit lagi kok hehe.

Bumi, tolong selalu ingat ya? Kalau di dunia ini kamu gak sendirian. Ada Senja yang akan selalu ada buat Bumi. Senja disini, Senja gak akan pergi kemana-mana.

Kalau suatu hari kamu rapuh kembali, tolong jangan simpan lukamu sendirian ya? Ayo berbagi, karena disini Senja yang akan jadi obat untuk semua luka yang Bumi tanggung.

Bumi tahu kan sekarang? Gimana sayangnya Senja sama Bumi, jadi Senja mohon. Bumi harus bahagia ya? janji? Harus janji!

Ayo Bumi, kita sama-sama bangun impian kita masing-masing. Jangan takut perihal gagal. Karena bagaimana pun, suatu saat nanti Bumi pasti bakal dapetin semua yang memang seharusnya milik Bumi. Jangan takut oke?

Terakhir dari Senja.

Terimakasih ya Bumi, karena kamu sudah menjadi manusia paling tangguh yang pernah Sena kenal. Terimakasih karena sudah bertahan sejauh ini, dengan segala luka dan perih.

Senjani sayang sama Bumi. Jadi, bahagia selalu Bumiโค๏ธโค๏ธโค๏ธ

Note: itu love nya biar Bumi semangat hahahaha. Dadah, tidur yang nyenyak ya hehehe

๐—ง๐˜‚๐—ท๐˜‚๐—ต ๐—•๐—ฒ๐—น๐—ฎ๐˜€; ๐—ฆ๐—ฒ๐—ฎ๐—ป๐—ฑ๐—ฎ๐—ถ๐—ป๐˜†๐—ฎ

Bumi baru saja tiba di rumah Senjani. Seperti biasa, ia di sambut hangat oleh keluarga itu.

โ€œTante...โ€ ucap Bumi yang kini sedang menyapa Mama Senjani

โ€œAduh Bumi, udah lama kamu gak mampir yaโ€

Bumi hanya terkekeh mendengar ucapan wanita paruh baya itu โ€œmaaf tanteโ€ ucap Bumi

โ€œEh iya Bumi, tau gak ada siapa?โ€ ucap Senjani

Bumi menggeleng โ€œenggak, ada siapa senja?โ€

โ€œAda ayahโ€ ucap Senjani tersenyum

Jantung Bumi, tiba-tiba saja berdenyut dengan sangat cepat. Jujur saja, Bumi bahkan hanya pernah bertemu dua kali dengan papa Senjani, dan itupun saat hari kelulusan SMP dan saat awal masuk SMA.

Senjani terkekeh saat melihat raut wajah Bumi yang terlihat takut.

โ€œBumi, ayah aku gak galak ih. Jangan takutโ€ ucap Senjani

Bumi hanya tersenyum canggung.

โ€œAnak-anak, ayo makanannya udah jadi nih,โ€ teriak Mama.

Senja menarik lengan Bumi agar ia ikut makan bersama keluarganya.

โ€œSini Bumi, duduk samping Senja.โ€ Ucap Senjani sambil menepuk pelan kursi di sampingnya.

โ€œBumi, jangan malu gitu ahโ€ ucap Mama pada Bumi.

โ€œHehe iya tanteโ€ ucap Bumi.

Tak lama seorang lelaki paruh baya duduk di hadapan Bumi

โ€œLoh? Bumi ya?โ€ Ucap lelaki paruh baya itu

โ€œIya om heheโ€

โ€œUdah-udah, nanti ngobrolnya ya? Kita berdoa duluโ€ ucap Mama Senjani

Ayah Senjani langsung memimpin doa. Bumi diam-diam memperhatikan sosok dihadapannya itu.

Berwibawa sekali, pikir Bumi.

Kegiatan makan malam pun dimulai, keluarga itu banyak bercerita mengenai kegiatan mereka masing-masing. Dari mulai Senjani yang menceritakan kegiatannya di sekolah, ayah yang menceritakan keadaan kantornya, dan mama yang menceritakan tentang kegiatannya selama di rumah.

โ€œBumi, kok diem aja?โ€ Ucap Mama Senjani

โ€œAyo ceritain. Kamu tadi sekolah gimana?โ€ sahut Ayah Senjani tiba-tiba.

โ€œOh iya, Bumi tadi abis lomba lo yahโ€ ucap Senjani

โ€œLah iya. Ini kan mama nyiapin cookies buat Bumiโ€ ucap Mama pada Bumi

โ€œMakasih tanteโ€ ucap Bumi

โ€œWah, lomba apa emang Bumi?โ€ Tanya ayah pada Bumi.

โ€œBiologi omโ€

โ€œGimana hasilnya?โ€

Bumi hanya tersenyum pelan โ€œJuara dua om, jelek...โ€ ucap Bumi lirih

โ€œLoh? Kata siapa jelek? Juara dua itu bagus loh Bumi, gak semua orang mampu kayak kamu. Kenapa kamu mikir gitu?โ€

โ€œHehe, soalnya Bumi gak bisa banggain mama sama papaโ€

โ€œBumi, orang tua kamu pasti bangga. Orang tua mana sih yang gak bangga sama anak pintar kayak kamu?โ€ Ucap mama pada Bumi

โ€œTuh Bumi, dengerโ€ ucap Senjani

Bumi menghela napasnya.

Memang benar, orang tua mana yang tidak bangga terhadap prestasi anaknya? Siapapun pasti bangga.

Tapi tidak dengan orang tua Bumi, mereka tidak pernah bangga terhadap apapun yang Bumi raih.

โ€œIya tante heheโ€

โ€œBumi, kok kayak sedih gitu?โ€ Ucap ayah pada Bumi.

โ€œBumi hebat, zaman sekarang anak SMA terutama laki-laki jarang sekali ada yang mau ikut lomba seperti ini. Bumi hebat, om aja bangga banget dengernya. Apalagi kamu dapet juara dua ya? Jangan sedih Bumi. Om, Tante, Senjani, kita semua bangga sama hasil yang kamu raihโ€

Tiba-tiba saja Mama senjani mendekatkan dirinya, lalu perempuan paruh baya itu mengusap pelan pucuk kepala Bumi

โ€œSelamat ya Bumi, karena udah jadi anak hebat. Mama bangga sama Bumiโ€ ucapnya lalu ia memeluk Bumi dengan sangat erat.

โ€œLoh? Kok nangis?โ€ Ucap Ayah pada Bumi

โ€œBumi belum pernah ngerasa sehangat ini om, bahkan baru kali ini Bumi dapet apresiasi dari sosok orang tua. Meskipun om sama tante bukan orang tua Bumi, meskipun om sama tante gak terlalu kenal Bumi. Tapi makasih banyak. Bumi seneng, ternyata sebahagia iniโ€ ucap Bumi

โ€œBumi, ayah, mama, sama aku sayang sama Bumi. Mulai sekarang kita keluarga ya?โ€ Ucap Senjani.

Lelaki dihadapan Bumi pun ikut mengusap pelan pucuk kepala Bumi. Seperti usapan kepada anaknya sendiri.

Ah, seandainya saja yang saat ini sedang memeluk Bumi adalah mamanya. Seandainya saja lelaki paruh baya ini adalah papanya. seandainya saja ini keluarganya. Mungkin Bumi akan jadi manusia paling bahagia karena bisa merasakan kehangatan luar biasa yang memang belum pernah ia rasakan sejak dulu.

Tapi meskipun begitu, ia tetap bersyukur. Setidaknya, walaupun kedua orangtua Bumi seperti itu, ia tetap akan berterimakasih karena mereka sudah mau merawat dan memberi Bumi biaya, ya meskipun memang seringkali ia diabaikan. Tapi tidak apa-apa.

Ini hanya sedikit tentang perempuan bernama Gadis Nayara Ayu. Namanya cantik bukan? Iya benar, sangat cantik. Perempuan kelahiran tahun 1998 itu pun mempunyai kehidupan yang bisa di bilang enak. Kedua orang tua Gadis sangat menyayanginya, hanya saja sejak kecil Gadis sering ditinggalkan sendirian di rumah, dikarenakan kedua orang tua nya mengurus bisnis di beberapa tempat dalam dan luar negeri. Tapi meskipun begitu, Gadis tumbuh menjadi anak baik.

Berbicara mengenai Gadis, sejauh ini ia adalah perempuan pintar, cantik, sopan dan juga punya senyum yang manis. Bahkan teman-temannya pun mengatakan jika Gadis sedang tersenyum ia terlihat seperti bidadari, ada-ada saja. Perempuan yang kini berusia 22 tahun itu sedang menjalani pendidikannya di jurusan sastra.

Sejak kecil, Gadis sangat suka membaca dan menulis namun semakin beranjak dewasa ia mulai meminati bacaan seperti puisi, sajak, novel atau cerita-cerita seperti sejarah, fiksi dan lain sebagainya.

Ahh benar, kalian pasti sudah membaca kan tadi? Jika Ibu menyuruh Gadis untuk pergi ke rumah sakit? Iya, Gadis sedang sakit. Bahkan lebih dari sekedar sakit biasa. Perempuan ini mengidap suatu penyakit yang sangat menyebalkan. Kalian mau tahu penyakit apa itu ? Kanker otak.

Gadis menderita penyakit ini sejak ia berusia 15 tahun, berawal saat ia merasakan sakit luar biasa pada kepalanya dan ya, setelah diperiksa Gadis menderita Kanker.

Sedih? tentu saja, bahkan di tahun pertama ia di vonis kanker ia sangat-sangat terpuruk, saat itu ia masih berusia 15 tahun saat dokter mengatakan jika ada sesuatu pada bagian otaknya. Gadis remaja hanya bisa marah, menangis, bahkan beberapa kali menyalahkan semesta atas apa yang menimpa dirinya.

Tapi syukurlah, semakin lama ia mulai menerima fakta bahwa dirinya tidak lagi sehat seperti perempuan lainnya. Semakin dewasa ia semakin ikhlas dan menerita takdirnya. Walaupun ia tidak tahu sampai kapan ia akan hidu, tapi setidaknya sekarang Gadis bersyukur masih diberi kesempatan untuk ia memasuki bangku perkuliahan dan mempunyai teman, meskipun ia tidak terlalu bebas untuk melakukan segala kegiatan seperti teman-temannya.

Papa

Arjeno benar-bener pergi menemui rumah Dirga. Awalnya sejak ia memutuskan untuk pergi ia berniat pergi ke studio seperti yang ia bilang pada Najendra, namun entah kenapa ia malah pergi ke rumah terakhir Dirga.

โ€œPapa...โ€ ucap Arjeno yang kini tengah mengusap batu nisan papanya itu

โ€œPapa apa kabar? Maaf ya abang datengnya sendiri, gapapa kan?โ€

โ€œPapa, abang dateng kesini mau curhat boleh? Abang kayaknya baru kali ini ta curhat ke papa? abang nyesel tau pah, dulu pas papa masih ada abang jarang banget luangin waktu buat sekedar ngobrol sama papa. Maafin abang ya?โ€

โ€œHari ini abang abis ketemu sama perempuan yang abang suka pah hehe, dia kakak tingkat abang, papa tau gak sih? Ah kayaknya enggak dehโ€

โ€œPah, semesta lucu banget ya memainkan perannya. Padahal Abang yang pertama kali ketemu sama perempuan itu bahkan jauh sebelum dia ketemu sama kakak, tapi ternyata dia malah jatuh cinta sama kakak. Abang boleh cemburu gak sama adek sendiri pah?โ€

โ€œIya pah, dia suka sama kakak hehe, abang sedih banget. Tapi kalau dipikir abang juga gak boleh egois kan pah? Soalnya papa pernah bilang... gak semua cinta harus dimilikin, iya kan pah?โ€

Arjeno menghela napasnya โ€œkalau boleh abang jujur, abang gak suka saat kakak ngeluarin kata-kata kasar ke perempuan itu pah, abang minta maaf ya kalau abang waktu itu nonjok kakak gara-gara cewekโ€

โ€œPapa, kalau misalkan abang berjuang buat dapetin hatinya kira-kira abang berhasil enggak? Abang takut pahโ€

Lagi-lagi Arjeno menghela napasnya, rasanya sesak sekali.

โ€œKayaknya abang udah dewasa ya pah?โ€ Arjeno terkekeh

โ€œSekarang abang tau gimana rasanya patah, rasanya sakit karena jatuh cinta. Ahh, kalo aja papa masih disini, pasti papa bakal jitak kepala abang, pasti papa bakal nyuruh abang buat nyatain perasaan abang, pasti papa bakal meluk abang disaat abang gagal dan patahโ€

โ€œPapa, abang boleh nangis kan?โ€

โ€œAbang takut, takut banget pah, gatau kenapa, abang cuma takut gak bisa nerima kenyataan pah, abang takut gak bisa ngendaliin perasaan abang sendiri, papa dulu waktu sama mama gini juga gak?โ€

โ€œHehe, ah udah deh pah curhatnya segitu dulu, abang malu keliatan lemah banget, nanti abang cerita lagi. Papa jangan marah ya hehe.โ€

Arjeno mengecup batu nisan itu dengan lembut, lalu mengusapnya

โ€œAbang sayang papa, abang kangen papa. Abang pulang dulu ya pah? Makasih udah denger curhatan abang hehe...โ€ Arjeno

Jangan nangis sendirian

Arjeno dengan cepat bergegas menuju tempat yang sebelumnya diberitahukan. Rasanya seperti apa ya? Saat ini Arjeno sedikit khawatir dengan keadaan perempuan itu.

Tidak perlu waktu lama, Arjeno sudah sampai disana. Dilihatnya sekeliling tempat itu mencari keberadaan perempuannyaโ€”kakak tingkatnya.

Beberapa menit ia berkeliling, hingga tiba-tiba netranya terfokus pada satu perempuan yang tengah duduk di tepi pantai.

Lelaki itu berjalan mendekatinya, lalu ia duduk di samping perempuan itu.

โ€œKenapa laut kalo sore tenang banget yaโ€ ucap Arjeno tiba-tiba membuat perempuan disampingnya menoleh.

โ€œIsh, bikin kaget ajaโ€

Arjeno terkekeh, lalu ia menyodorkan sebotol minuman yang sempat ia beli sebelumnya

โ€œMakasihโ€ ucapnya mengambil minuman itu lalu diminumnya

Mereka terdiam untuk beberapa saat, hanya terdengar suara angin dan kicauan burung sore itu. Baik Arjeno maupun Gita, mereka sama-sama terdiam dengan pikirannya masih-masing.

โ€œTernyata patah itu gak enak ya...โ€ perempuan itu bersuara sambil terkekeh pelan, tapi kekehan itu sepertinya terdengar sangat menyedihkan.

Arjeno menoleh โ€œkenโ€”โ€œ sebelum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, Arjeno dikagetkan saat perempuan itu mengulurkan tangannya pada Arjeno lalu menyentuh dada sebeleh kirinya.

โ€œDisini, rasanya sakit banget. Remuk, hancur, patahโ€

โ€œKaโ€”โ€œ

Gita tersenyum lalu netranya beralih menatap deburan ombak yang tidak terlalu besar itu, terlihat tenang.

โ€œKayaknya semesta gak suka banget ya jen sama gue? Dari mulai mama sama papa yang di ambil, lalu mereka juga bikin hidup gue semakin rumit, sampai bikin Najendra, sosok yang gue cintai benci sama gue...โ€

โ€œKak, Najen gak benci sama loโ€

Gita tersenyum kecut โ€œkalau memang gak benci, seenggaknya dia bakalan nerima gue jadi temennya jen, tapi apa? Bahkan tiap kali dia ketemu gue di kampus pun dia cuma ngelewatin gue, seolah gue itu gak ada...โ€ ucap Gita

โ€œJen, lo juga benci kan ya sama gue? Apalagi saat lo tahu fakta bahwa gue bekerja diโ€”โ€œ

โ€œStop kakโ€

โ€œLo salah, gue gak pernah benci sama loโ€

โ€œGue mungkin emang marah dan kecewa, tapi seburuk apapun kehidupan lo, gue gak bakal pernah bisa benci

โ€œKenapa?โ€

Arjeno terdiam, entah mengapa lidahnya tiba-tiba saja kelu saat perempuan di sampingnya itu bertanya mengenai alasan kenapa ia tidak bisa membencinya

โ€œJeno, gue mungkin keliatan kuat, gue mungkin keliatan baik-baik aja selama ini, bahkan dikampus pun gue selalu berusaha jadi diri gue yang keliatan kuat. Tapi enggak jen, gue gak sekuat ituโ€

โ€œGue tau ini kekanakan banget, gue ngejar-ngejar Najendra sampai kayak gini, lo tau karena apa?โ€

โ€œKarena lo baru ngerasain rasanya jatuh cinta?โ€

Gita menoleh pada Arjeno โ€œlebih dari itu jen. Kalo lo pikir gue baru pertama kali ketemu Najendra pas ospek kampus itu salah, jauh sebelum itu gue pernah ketemu adek loโ€

โ€œDulu, saat gue lagi rapuh karena kedua orang tua gue berantem, gue pergi dari rumah. Waktu itu gue nangis sendirian di taman dan tiba-tiba adek lo dateng. Dia ngasih gue minuman, gue masih inget kata-katanya dia bilang

โ€™๐‘—๐‘Ž๐‘›๐‘”๐‘Ž๐‘› ๐‘ ๐‘ข๐‘˜๐‘Ž ๐‘›๐‘Ž๐‘›๐‘”๐‘–๐‘  ๐‘‘๐‘’๐‘๐‘Ž๐‘› ๐‘ก๐‘œ๐‘˜๐‘œ, ๐‘š๐‘Ž๐‘™๐‘ข. ๐‘๐‘Ž๐‘›๐‘ก๐‘– ๐‘™๐‘œ ๐‘‘๐‘–๐‘ ๐‘Ž๐‘›๐‘”๐‘˜๐‘Ž ๐‘”๐‘’๐‘š๐‘๐‘’๐‘™, ๐‘๐‘Ž๐‘›๐‘”๐‘ข๐‘›, ๐‘ก๐‘’๐‘Ÿ๐‘ข๐‘  ๐‘š๐‘–๐‘›๐‘ข๐‘š ๐‘–๐‘›๐‘–. ๐พ๐‘Ž๐‘™๐‘œ ๐‘™๐‘œ ๐‘™๐‘Ž๐‘”๐‘– ๐‘Ž๐‘‘๐‘Ž ๐‘š๐‘Ž๐‘ ๐‘Ž๐‘™๐‘Žโ„Ž ๐‘ก๐‘’๐‘Ÿ๐‘ข๐‘  ๐‘™๐‘œ ๐‘๐‘ข๐‘š๐‘Ž ๐‘๐‘–๐‘ ๐‘Ž ๐‘›๐‘Ž๐‘›๐‘”๐‘–๐‘  ๐‘”๐‘ข๐‘’ ๐‘ฆ๐‘Ž๐‘˜๐‘–๐‘› ๐‘™๐‘œ ๐‘š๐‘Ž๐‘™๐‘Žโ„Ž ๐‘š๐‘Ž๐‘˜๐‘–๐‘› ๐‘˜๐‘’๐‘ ๐‘–๐‘˜๐‘ ๐‘Ž. ๐‘†๐‘’๐‘˜๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘›๐‘” ๐‘™๐‘œ ๐‘๐‘Ž๐‘›๐‘”๐‘ข๐‘›, ๐‘™๐‘œ ๐‘‘๐‘ข๐‘‘๐‘ข๐‘˜ ๐‘‘๐‘– ๐‘˜๐‘ข๐‘Ÿ๐‘ ๐‘– ๐‘–๐‘ก๐‘ข, ๐‘›๐‘–โ„Ž ๐‘”๐‘ข๐‘’ ๐‘˜๐‘Ž๐‘ ๐‘–โ„Ž ๐‘š๐‘–๐‘›๐‘ข๐‘š๐‘Ž๐‘›. ๐บ๐‘ข๐‘’ ๐‘๐‘’๐‘Ÿ๐‘”๐‘– ๐‘‘๐‘ข๐‘™๐‘ขโ€™

Dan kemarin pas ospek gue liat lagi adek lo setelah sekian lama. Dari situ gue mulai ngerasain rasanya jatuh cinta, gue juga bingung kenapa bisa kayak gitu. Tapi yang ngatur tentang perasaan mau dijatuhkan kesiapa bukan gueโ€

โ€œSalah ya kalo gue sayang sama adek lo? Salah banget ya?โ€ Ucapan gita terdengar sangat sendu

Entahlah, tapi tiba-tiba saja tangan Arjeni terulur lalu menarik pelan pundak Gita agar ia bisa merengkuhnya

โ€œKalau mau nangis jangan di tahan ya? Jangan nangis sendirian lagi ya? Gue disini...โ€

๐—˜๐—ป๐—ฎ๐—บ ๐—•๐—ฒ๐—น๐—ฎ๐˜€; ๐—ฆ๐˜‚๐—ฎ๐—ฟ๐—ฎ ๐—•๐˜‚๐—บ๐—ถ

Ini adalah hari dimana Bumi akan melaksanakan lomba biologi yang sudah sejak lama nanti.

Bumi sangat bersemangat mengikuti kegiatan ini, karena bagi Bumi ini salah satu kesempatan agar ia bisa membuat bangga kedua orang tuanya.

Awalnya Bumi sangat bersemangat sekali, namun saat ia membaca pesan dari kedua orang tuanya ia tiba-tiba saja menjadi murung.

Apakah mereka tidak seyakin itu pada Bumi? Apakah Bumi sebodoh itu di mata mereka? Padahal Bumi rasa ia tidak sebodoh itu

Bumi menghela napasnya, ia bahkan jadi tidak yakin dengan dirinya sendiri.

Apakah salah jika Bumi meminta restu dan semangat dari keluarganya? Apakah salah jika Bumi ingin kedua orang tuanya mendukung dirinya dengan penuh seperti yang mereka lakukan kepada Azri?

Lelaki itu hanya tersenyum miris setiap kali mengingat perlakuan orang tua mereka pada dirinya.

โ€œMama, papa. Bumi cuma pengen kalian bangga dan nyemangatin Bumi kayak yang kalian lakuin ke kakak...โ€ batin Bumi.