๐——๐˜‚๐—ฎ ๐—ฃ๐˜‚๐—น๐˜‚๐—ต; ๐—˜๐—บ๐—ฒ๐—ฟ๐—ฎ๐—น๐—ฑ ๐—˜๐˜†๐—ฒ๐˜€

Bumi memutuskan untuk tetap maju, ia tidak ingin mengecewakan perempuannya. Persetan dengan rasa takut!

โ€œOke, sekarang ada satu lagi murid yang bakal nyumbangin bakatnya. Langsung aja kita panggim, Bumi dari kelas sepuluh IPA 3โ€

Bumi menghela napasnya โ€lo bisa Bumi, pasti bisa!โ€ batin lelaki itu meyakinkan dirinya sendiri.

Bumi berjalan di atas panggung, lalu duduk di kursi sambil membawa gitar milik Papa, yang sebelumnya ia pinjam.

Bumi mengedarkan pandangannya, berharap menemukan Senjani.

โ€œBUMI!!!โ€

Bumi tersenyum saat netranya bertemu dengan perempuan yang ia cari.

โ€œSEMANGAT!!โ€ Teriak perempuan itu.

Lagi-lagi Bumi menghela napas

โ€œH-hai, s-saya Bumi...โ€

Ia menghela napas kembali, lalu memejamkan matanya sejenak.

Alunan musik dari petikan gitar mulai terdengar. Seluruh penonton diam memperhatikan. Begitu juga Senjani, ia tersenyum kala mendengar suara Bumi.

Entah mengapa tiba-tiba saja air mata Senjani jatuh. Sungguh, lelaki yang kini tengah bernyanyi, ia indah, sangat indah.

Bumi mengalihkan pandangannya menatap Senjani. Perempuan di hadapannya kini terlihat begitu cantik.

The birds they sang a melody My heart was keeping time and we Were dancing on the edge of something new Slow at first but still it seems That we'll go down in history As lovers from the start, just me and you

Mata Bumi tidak lepas dari Senjani. Sungguh, rasanya tenang kala ia menatap mata coklat milik perempuan itu.

I've spent a thousand nights Lost in your emerald eyes Lost in a place where I know you can see my soul Make me lose track of time You and your emerald eyes Finally found a place that I can call my home

Hingga di detik terakhir lagu itu, Bumi tidak berhenti menatap Senjani.

โ€œUntuk Senjani, terimakasih ya untuk semuanya, saya sayang kamu.โ€