๐—˜๐—บ๐—ฝ๐—ฎ๐˜ ๐—ฃ๐˜‚๐—น๐˜‚๐—ต ๐——๐˜‚๐—ฎ; ๐—ฆ๐—ฒ๐—บ๐˜‚๐—ฎ ๐—ฆ๐—ฎ๐˜†๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—•๐˜‚๐—บ๐—ถ

Tiba-tiba saja, alat pengukur denyut jantung berbunyi dengan cepat, membuat Senjani, Janu, serta Azri yang berada disana kaget.

Janu segera memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Bumi.

Tak lama setelah itu, beberapa perawat datang dengan membawa berbagai alat medis.

Tiba-tiba saja Senja menangis sambil memegang erat lengan Janu, ia takut sangat takut.

Janu yang melihat itu segera menenangkan Senjani โ€œgapapa, gapapa, semua bakal baik-baik ajaโ€

Jujur, bahkan sebenarnya Janu sangat takut melihat keadaan Bumi sekarang.

Bahkan beberapa orang perawat bolak-balik keluar masuk ruangan itu.

Azri terduduk lemas memperhatikan adik satu-satunya sedang berada dalam keadaan hidup dan mati.

โ€œDok, tolong selamatkan Bumi...โ€ ucap Azri lirih.

Hampir dua puluh menit dokter berusaha menstabilkan keadaan Bumi.

Hingga akhirnya dokter Titan menghentikan aktivitasnya.

Titan menghela napasnya.

โ€œBumi...โ€

โ€œDia sudah kembali dari tidur panjangnya...โ€

Baik Senjani, Janu dan juga Azri mereka bertiga segera menghampiri Bumi.

Senjani memeluk pelan tubuh Bumi, ia menangis, begitu pula dengan Azri.

โ€œBumi, lihat, aku disini, kakak kamu disini, temen kamu disini. Bumi liat semuanya disini, semuanya sayang sama kamu...โ€

Azri menangis, ia bahkan tak henti-hentinya mengecup pucuk kepala Bumi.

โ€œTerimakasih Ya Tuhan...โ€