You’ll Be Fine

Waktu menunjukan pukul setengah dua belas malam. Hanya terdengar suara televisi yang menyala, serta suara hujan yang turun di luar.

Lelaki itu bergerak dari duduknya kemudian meraih remote AC untuk ia kecilkan suhunya.

Tak jauh dari tempatnya duduk, ada Ocean yang mungkin sudah tertidur di kursi itu sejak dua jam lalu.

Agam memperhatikan Ocean lama, sampai akhirnya ia memberanikan diri mendekat. Lelaki itu lantas membenarkan selimut di tubuh Ocean.

Jemari Agam bergerak menyelimuti, kemudian ia mensejajarkan tubuhnya dengan duduk di lantai.

Agam menatap Ocean dengan jemari yang mengusap pelan.

Masih, perasaannya masih sama. Ia masih menyayangi Ocean seperti dulu.

Wajah Ocean sedikit mengecil dari biasanya.

Agam hanya tersenyum tipis. Ia bahkan tidak tahu kesulitan apa saja yang sudah Ocean lalui akhir-akhir ini.

“Kuat ya, Ce,” gumamnya pelan.

“Maafin aku kalau selama ini aku selalu nyusahin kamu. Karena aku juga kamu jadi kayak gini.”

Agam masih mengusap perempuan itu.

“Kalau aja dulu kita gak lakuin kesalahan itu. Sekarang kamu pasti udah bisa raih cita-cita kamu yang udah kamu rangkai itu.”

Hatinya sesak. “Andai aja kamu gak ketemu aku, Ce. Mungkin sekarang hidup kamu gak bakalalan ngerasain banyak kesakitan kayak gini,” ucap Agam bermonolog.

“Aku sayang banget sama kamu. Tapi caraku buat lindungin kamu ternyata salah, Ce.”

“Aku nyesel, aku nyesel banget karena dulu aku malah milih lepasin kamu dengan alasan aku yang gak mau nyakitin kamu karena Bunda.”

Agam menarik napasnya dalam.

“Andaikan aja dulu aku terus perjuangin kamu dan bertahan. Kayaknya sekarang kita bakal jadi keluarga kecil yang banyak banget bahagianya, Ce.”

Agam tersenyum tipis, sambil berandai-andai.

Tanpa sadar, air mata mengalir dari mata lelaki itu. Agam berusaha keras menahannya sampai-sampai dadanya terasa sesak.

Ingin sekali Agam memeluk Ocean.

“Oce, meskipun memang kenyataannya kita gak sama-sama, tapi aku bakal terus ada di sini buat kamu sama anak kita. Walau pun memang mungkin hadirnya aku udah gak berharga lagi buat kamu.”

“Aku bakal mastiin kalau kamu dan Ciel bakal baik-baik aja,”gumamnya lagi pelan.

Agam kembali menarik napasnya dalam, sebelum akhirnya ia memilih untuk beranjak dari sana.

“Mimpi indah Ocean, good night,” ucapnya sebelum akhirnya ia pergi dari rumah itu.