Unloving You.

Ocean duduk di sudut kamarnya sambil mengepalkan kedua tangan menahan tangis agar tidak terus keluar.

“Iya Agam, aku masih sayang banget sama kamu …,” gumamnya.

Iya benar, Ocean berbohong ketika ia membalas pesan itu. Pesan dimana Agam bertanya padanya apakah ia makasih mencintainya atau tidak.

Ocean berbohong.

Seberapa keras ia menyangkal, kenyataannya perasaan itu masih untuk Agam.

Ocean menangis sampai-sampai matanya membengkak hebat.

Rasa sesak di dada terasa sangat menusuk.

Lagi-lagi kalimat itu terlintas.

You don’t deserve my son.

Ocean menepuk dadanya berusaha menghilangkan rasa sesak. Namun alih-alih menghilang, sesak itu malah semakin bertambah.

Ponsel Ocean berbunyi beberapa kali, menampilkan panggilan dari Agam yang masuk berkali-kali.

Ocean hanya melihat itu tanpa berani menjawab.

Namun, alih-alih berhenti, Agam malah terus menghubunginya sampai-sampai Ocean perlahan membawa ponsel itu dan mengangkatnya.

”Ocean ..” panggil Agam ketika sambungan terhubung.

Ocean membekam mulutnya menahan tangis.

”Bilang kalo yang kamu bilang itu bohong.

Ocean mengangguk.

Oce, jawab …

Ocean menjawab tanpa suara dengan kata maaf.

“Maaf Agam …,” bisiknya pelan sangat pelan bahkan Agam pun tidak bisa mendengar itu.

I love you Ocean. I love you so much.

Oce, don’t leave me ….” terdengar suara Agam yang lirih dari dalam sambungan itu membuat Ocean semakin mati-matian menahan tangisnya.

Oce …,” lagi, Agam memanggilnya.

“Hmm,” jawab Ocean.”

”Please …,” ucap Agam.

Ocean menangis, ia kemudian menghela napasnya menahan tangisnya.

“Agam, istirahat, ya? Jangan mikir hal yang gak penting.”

“Kesehatan kamu sekarang lebih penting.”

I need you, Ce.”

Ocean menunduk lagi-lagi air matanya keluar begitu saja.

“Aku tutup ya Agam.”

“Cepet sembuh …,” ucap Ocean sebelum akhirnya ia mematikan sambungan itu dan kembali menangis.

Katakan saja Ocean egois, tapi terlalu banyak tekanan dalam dirinya yang akhirnya membuat ia mengambil keputusan ini.

Ocean masih menyayangi Agam sangat. Tapi tidak semua hal bisa ia hadapi.

Ocean terlalu takut, apalagi ketika ia menyadari posisinya yang jika disandingkan dengan Agam beserta keluarganya, ia jauh sangat jauh.

Agam berpendidikan sangat tinggi, sedangkan Ocean?

Keluarga Agam sangat harmonis, dan penuh cinta. Sedangkan Ocean?

Mungkin untuk urusan pendidikan Ocean pun mampu melanjutkan hingga ke tahan S2, dan Agam pun sangat mendukungnya.

Tapi bagaimana dengan latar belakang Ocean? Latar belakang keluarganya? Apakah keluarga Agam juga bisa menerimanya?

Banyak hal yang membuat Ocean merasa sangat-sangat tidak pantas untuk Agam.

Bukan hanya sekarang, sejak dulu. Tapi Ocean selalu meyakinkan dirinya jika ia pantas. Sampai akhirnya ucapan Bunda Agam kemarin benar-benar menyadarkannya jika dirinya sangat-sangat tidak pantas untuk Agam.

Ocean terisak sangat keras di kamar itu, sampai-sampai ia tidak sadar, jika waktu sudah berlalu dengan cepat.

Ocean hancur. Ocean sendirian. Tanpa siapapun, tanpa pegangan apapun.

Maka yang bisa Ocean lakukan saat ini adalah berusaha supaya perasaannya untuk Agam menghilang.

Demi kebaikan Agam, dan masa depannya.