๐๐๐ฎ ๐ฃ๐๐น๐๐ต ๐๐ป๐ฎ๐บ; ๐๐ฒ๐ฝ๐ฎ๐ฑ๐ฎ ๐ฆ๐ฒ๐บ๐ฒ๐๐๐ฎ
Senjani terduduk lemas saat melihat Bumi, lelaki kesayangannya terbaring di Ruang ICU dengan tubuh yang penuh dengan darah.
Tidak, harusnya tidak seperti ini. Seharusnya hari ini, Bumi menemani Senja membeli buku, Bumi sudah janji pada Senja.
Senjani terdiam, lalu terisak saat melihat dokter dan perawat disana berlarian membawa alat-alat medis.
โBumi...โ lirihnya
Senjani semakin terisak kencang, saat tiba-tiba dokter mengatakan bahwa Bumi kehilangan banyak darah.
โDokter tolong, tolong bantu Bumiโ Senjani terisak
โPasien kritis dan koma karena benturan di kepalanya cukup keras. Untuk saat ini, kami hanya bisa menunggu.โ
Senjani menjatuhkan tubuhnya, ia menangis, menangis sangat kencang, tidak peduli jika kini orang-orang melihatnya.
โJan...โ ucap Janu dan semua teman Bumi yang juga sedang berada disana.
โBumi, nu. Bumi...โ
โBumi bakal baik-baik aja...โ
โHarusnya gak gini Janu, harusnya sekarang aku sama Bumi lagi beli buku, harusnya sekarang kalian latihan bandโ
โTapi apa?? BUMI BOHONG!โ Senjani terisak
โLIAT DIA JANU! DIA MALAH TIDUR DISANA!โ
โKENAPA SIH SEMESTA JAHAT BANGET HAH?!โ Senjani berteriak frustasi.
โHARUSNYA AKU AJA YANG DISANA! PLEASE JANU TOLONGIN BUMIโ
โJani... Sorryโ
Senjani beranjak, mendekat agar bisa melihat Bumi dari dekat. Ia kembali menangis.
โBumi... tolong bilang kalau ini mimpi. Bumi gak bakal pergi kan?โ
โBumi, tolong... aku sayang sama kamu, aku disini, jangan pergiโ
Isakan Senjani terdengar begitu menyakitkan bagi siapapun yang mendengarnya.
Bagaimana tidak, lelaki kesayangannya terluka, bahkan Senjani tidak pernah berpikir jika Bumi akan mengalami hal seperti ini.
Sekali lagi, kepada semesta. Tolong jangan lagi membuat manusia ini terluka, ia bahkan belum merasakan apa itu bahagia yang sesungguhnya.
Bumi terlalu banyak menerima luka, terlalu sering ia menangis dalam diamnya. Apa sesulit itu membuat Bumi bahagia?
Lagi-lagi Senjani menangis.
Langitnya runtuh, hatinya terluka, dunianya hancur.
โBumi... tolong bangun...โ