terlanjur gak sehat
Haikal mendesah pelan kala membaca pesan singkat dari Kiara. Lalu sedetik kemudian dia terkekeh.
“Lo kenapa dah Kal.” Keluhnya mertawakan kebodohannya.
“Ngapain ngirim chat kayak gitu tolol,” gumamnya lagi sambil terkekeh.
Jujur saja, Haikal saat ini sangat bingung dengan perasaannya sendiri. Ia merasa lelah, tapi ia juga kesepian.
Terlalu lelah sampai-sampai terkdang ia tidak sadar, jika hubungannya dengan Kiara ini penuh dengan kemunafikan.
Tapi jauh di lubuk hatinya, Haikal menginginkan Kiara agar bisa menjadi rumahnya. Tapi sayang, kenyataan tidak seperti itu.
Haikal lagi-lagi menghela napasnya, kemudian ia memutuskan untuk keluar dari kobilnyabuntuk sekedar membeli sebungkus rokok guna melepas penat yang selalu menghampirinya.
Butuh waktu beberapa menit bagi Haikal untuk mencari rokok kesukaannya. Kemudian ia bergegas ke kasir untuk membayar belanjaannya itu.
Saat sedang menunggu antrian, netranya teralihkan pada seseorang yang tengah terduduk di depan toko itu.
Haikal melangkah keluar ketika ia selesai dengan belanjaannya. Kemudian maniknya menatap punggung orang yang tengah terduduk itu sekilas.
Terlihat berantakan.
Bodohnya, Haikal malah tidak sengaja tersandung, membuat fokus orang itu terganggu.
Haikal buru-buru berdiri membenarkan isi kresek hitamnya yang berserakan.
Terdengar suara kekehan, membuat Haikal menoleh.
“Kalo jalan tuh pake mata, bukan lutut.” Ucapnya dengan kekehan yang terdengar seperti mengejek.
Haikal beranjak, ia terdiam sejenak sebelum akhirnya ia juga terkekeh.
“Gak sekolah, ya?”
“Dimana-mana jalan tuh kaki, bukan mata.” Balas Haikal membuat orang itu menatap Haikal sinis.
“Gak usah ngerokok kalo masih batuk-batuk.” Sinih Haikal lagi, karena sebelumnya ia melihat jika orang itu tengah menyesap rokoknya namun berakhir dengan batuk.
Lagi, orang itu menatap Haikal sinis. “Freak lo.” Ucapnya.
Haikal hanya tersenym pelan.
“Kalo stress gak usah lampiasin sama rokok. Gak baik” ucap Haikal.
“Lah, itu di kresek lo isinya rokok. Sinting.” Balas orang itu.
Haikal menatap kantung hitam di genggamannya, kemudian ia terkekeh. “Terlanjur gak sehat.” Ucapnya, kemudian Haikal memilih pergi dari hadapan orang itu.
Baru beberapa langkah Haikal menjauh, orang itu bersuara.
“Nama lo siapa?” Tanya orang itu membuat Haikal menoleh lalu sepersekian detik kemudian ia tersenyum.
“Saya Haikal.” Ucapnya lalu melangkah pergi dari sama.
“LO GANTENG!” Teriak orang itu lagi membuat Haikal menggeleng pelan sebelum masuk ke dalam mobil.