Suasana di ruang rawat inap itu dipenuhi haru, apalagi ketika melihat Aciel yang saat ini tengah memeluk erat Ocean yang baru saja sadar setelah sebelumnya tidak sadarkan diri.

Jaydan dan juga Agnes juga ada di sana. Mereka berdua berada di samping Ocean sambil mengusap-ngusap tangan Ocean.

Aciel menangis dalam pelukan Ocean. “Ibu, maafin aku,” ucap Aciel yang sejak tadi terus saja meminta maaf pada Ocean.

Perempuan itu mengangguk dan mengusap pundak anak lelakinya.

“Maaf kalau aku udah nyakitin Ibu,” ucap Aciel lagi membuat Ocean ikut menangis.

“Sudah, nggak apa-apa. Terima kasih ya sudah pulang,” ucap Ocean memeluk erat putranya.

Ocean masih lemah, ia sekuat tenaga memeluk Aciel erat.

Aciel melepaskan pelukannya, tubuhnya sejajar dengan Ocean. Melihat air mata di wajah putranya Ocean terkekeh pelan. “Jagon Ibu kok nangis?” Tanya Ocean sambil tangannya bergerak mengusap air mata itu.

Aciel menggeleng kemudian ia juga terkekeh dan segera menunduk untuk menghapus air matanya.

Ocean tersenyum. “Terima kasih ya sudah pulang, Nak. Maafin Ibu karena saat kamu pulang, Ibu malah seperti ini,” ucap Ocean.

Aciel kembali menangis. “Jangan ninggalin aku, Bu. Kalau Ibu gak ada, aku sendirian,” ucap Aciel pada Ocean.

“Heh bocah, ada gua,” tiba-tiba saja Jaydan menimpal membuat Ocean menoleh dan terkekeh.

“Tau, gue gak dianggap apa gimana dah,” Jema juga ikut menimpal membuat Aciel menatapnya sinis.

“Hadeuh, udah-udah gak usah sedih. Ini Mak lo baru sadar ya, jangan dibikin nangis. Mak lo cengeng,” lanjut Jaydan pada Aciel.

Ocean dan Agnes hanya menggeleng.

“Ce,” panggil Agnes lantas perempuan itu memeluk Ocean erat.

Ocean tersenyun ia perlahan juga membalas pelukan itu.

Ocean baru sadar, jika di sana tidak ada Jauzan. “Nes, Jauzan di mana?” Tanya Ocean.

Mendengar itu Jaydan langsung menimpal. “Ce, Jauzan aman. Dia di ICU,” ucapnya lagi.

Ocean tiba-tiba saja menangis. “Jay, Jauzan …”

“Gapapa, Ce. Udah kita urus,” ucap Agnes.

“Maksudnya?”

“Gue tau siapa yang bikin Jauzan kecelakaan,“ ucap Jaydan.

Ocean menatap Jaydan. “Siapa?”

“Kalingga.”