Setelah Sekian Lama

Sudah berbulan-bulan berlalu, dan hidup Haikal perlahan membaik. Ia bahagia karena mempunyai Caca di sampingnya.

Seperti biasanya, setiap weekend, Haikal selalu mengajak Caca untuk berkunjung ke panti asuhan. Namun kali ini, Haikal pergi untuk menjemput Caca yang tengah pergi bersama ibu ke panti. Lantaran sebelumnya, ibu menelepon Haikal dan memeberitahukan jika mereka nerdua sedang berada di panti.

Haikal suka panti asuhan ini, rasanya hangat, ditambah Caca yang senang karena memiliki teman.

Haikal melangkahkan kakinya untuk sekedar mengelilingi tempat yang cukup luas itu. Lelaki itu selalu tersenyum dan menyapa anak-anak yang mendekatinya.

Sampai tiba-tiba ada seorang anak laki-laki yang tengah menangis di dekat ayunan. Buru-buru Haikal menghampirinya, lalu ia berjongkok, “halo jagoan, kenapa nangis?” Tanya Haikal sambil membantu anak itu untuk bangun.

Anak lelaki yang usianya tidak jauh berbeda dengan Caca itu menangis.

“Bunda pelginya lama ....” ucapnya sambil menangis.

Haikal terkekeh, kemudian ia mengusap air mata anak lelaki itu.

“Tadi bundanya bilang mau kemana, hmm?” Tanya Haikal, lalu anak lelaki itu menunjuk ke arau gerbang.

“Bunda bilang mau beli minum, tapi lama ....” lirih anak itu yang lagi membuat Haikal terkekeh.

“Nama kamu siapa?”

Anak itu menatap Haikal.

“Raka ...” ucap anak itu menunduk.

Haikal tersenyum, lalu ia kembali menghapus air mata anak itu. “Mau ikut main kesana enggak, yuk?” Tanya Haikal yang kini berdiri dengan tangan yang terulur untuk menggenggam lengan kecil anak itu.

Anak itu mengangguk lalu ia meraih tangan Haikal.

Baru saja beberapa langkah, tiba-tiba saja seseorang memanggil anak itu.

“Raka!” Teriaknya membuat Raka juga Haikal menoleh.

“BUNDAA!!!” Teriak Raka melepaskan genggaman Haikal dan berlari mendekati orang itu.

Haikal menatap orang itu dengan tubuhnya yang memaku, begitu juga sebaliknya.

Setelah sekian lama.

“Ta ....” Lirih Haikal.