Sesekali

Mata lelaki itu melengkung seperti sabit, kala dirinya melihat perempuan kecil kesayangannya tengah berlari kecil ke arahnya.

“Jangan lari,” ucap Ragaf pada Reyna.

Perempuan itu hanya terkekeh pelan sesaat setelah ia berdiri tepat dihadapan lelakinya.

“Mendung ih, makanya lari. Takut keburu hujan,” ucap Reyna.

Ragaf hanya menggeleng pelan, kemudian jemarinya beralih mengusap pelan pucuk kepala perempuan itu.

“Yaudah, mau pulang sekarang?” Ucap Ragaf.

Reyna terdiam sejenak.

“Mmhh, jangan pulang dulu, deh.”

Ragaf mengangkat sebelah alisnya, “katanya tadi nelepon mau pulang,”

Reyna terkekeh pelan, “gak jadi.”

“Mau jalan-jalan aja,” ucapnya sembari menampilkan senyum kecil pada Ragaf.

Lagi-lagi Ragaf hanya tersenyum.

Apapun akan ia turuti, untuk membuat perempuan kesayangannya ini tersenyum.

“Tapi kalo nanti kehujanan gimana?” Ucap Ragaf.

“Gapapa! Sesekali hujan-hujanan naik motor berdua,” Reyna terkekeh.

Ragaf hanya menggeleng pelan, kemudian mengusak surai perempuan itu gemas.

“Ayo!”