Serena dan Helm Kumbang.
Setelah membaca pesan dari Dinda sahabatnya, Serena lalu menghela napasnya. Kemudian tak lama ia beranjak dari duduknya, memilih pergi untuk pulang ke kosan.
Hari ini, cuaca sedikit panas. Perempuan itu fokus pada layar ponselnya, berniat memesan ojek online, sebab Serena tidak mempunyai kendaraan.
Serena memainkan jemarinya kala menunggu ojek online di depan gerbang kampus. Lama sekali, ditambah cuaca panas, membuat peluh mengucur sedikit dari dahi perempuan itu.
Entah kenapa, setelah bertukar pesan dengan ayah sebelumny, hati Serena terasa sangat ngilu.
Serena rindu ayah.
Ingin sekali rasanya ia menangis ketika mengingat kenyataan jika sudah lama sekali Serena kehilangan sosok ayah dan ibu dalam hidupnya akibat perceraian.
Perempuan itu menghela napasnya. Hingga tiba-tiba saja sebuah motor berhenti di hadapannya. Serema pikir itu ojek online pesanannya, tapi ternyata, “sendiri aja mbaknya?” Ucap seseorang yang tersengar tidak asing. Kemudian Serena menoleh menatap wajah itu.
Serena sedikit terkejut, sebab dihadapannya saat ini ada Pradipa dengan helm kumbang dan motor vespa miliknya.
“Dipa?” Ucap Serena membuat lelaki itu menampilkan senyu sabitnya.
“Mau pulang? Ayo, saya anter,” ucap Pradipa yang langsung dibalas gelengan oleh Serena.
“Eh enggak, saya lagi nunggu ojek online, hehe,” ucap Serena.
“Yaudah, nanti pas ojolnya dateng, suruh pulang aja, kamu pulang sama saya, ok?” Ucap Pradipa yang kini turun dari motornya.
“E-eh, gak usah ...” ucap Serena.
Tak lama, ojek online pesanan Serena datang. Belum sempat Serena mengatakan apapun, Peadipa sudah lebih dulu menghampiri dan memberikkan selembar uang kepada bapak ojol itu. “Makasih ya pak, maaf banget,” ucap Pradipa sambil tersenyum, lalu tak lama ojek online itu pergi dari sana.
Pradipa melangkah, kemudian memberikan helm miliknya pada Serena.
Serena terdiam kala melihat Pradipa memberikan helm itu.
Pradipa tersenyum, kemudian tangannya bergerak untuk mengambil alih helmnya dan kemudian memasangkannya pada kepala Serena, membuat perempuan itu terdiam.
“Nah, ayo!” Ucap Pradipa tersenyum kala melihat Serena memakai helm kumbang miliknya.
Wajahnya terlihat kebingungan, ramhutnya sedikit acak, serta tatapan matanya yang polos lagi-lagi membuat Pradipa terkekeh.
Menggemaskan sekali pikir Pradipa.
Serena terdiam tanpa mengatakan sepatah kata apapun, ia lalu menaiki vespa itu.
“Berangkat!!” Ucap Pradipa yang tanpa sadar membuat Serena tersenyum pelan.