semuanya akan baik

Benar saja, lelaki itu benar-benar datang kesana, berdiri tepat dihadapan pintu masuk rumah Ralita. Dengan tatapannya yang menyiratkan bahwa ia sedang tidak baik-baik saja.

Haikal menatap perempuan dihadapannya ini. Jujur saja, sejak ia memutuskan untuk menjatuhkan semestanya pada perempuan ini satu tahun lalu, Haikal merasa sangat beruntung. Pasalnya, meskipun selama ini Haikal bersikap dingin pada Ralita, namun tetap saja. Ralita akan selalu memberi peluk jika Haikal terluka.

“Kal, gapapa?” ucap Ralita menyadarkan Haikal dari lamunannya.

Tanpa berbicara sepatah kata apapun, Haikal membawa tubuhnya untuk masuk ke dalam peluk perempuan ini.

Ralita terdiam saat Haikal tiba-tiba saja memeluknya dengan erat.

Ralita menghela napasnya.

Lelakinya ini sedang tidak baik

Perlahan, jemarinya bergerak mengusap pundak Haikal, berusaha menyalurkan ketenangan agar Haikal merasa aman.

“Haikal, enggak apa-apa. Semuanya bakal baik-baik aja,” ucap Ralita lembut. Meskipun pada dasarnya ia tidak tahu apa yang menjadi penyebab Haikal seperti ini.

Haikal tidak menjawab, ia hanya menyembunyikan wajahnya dileher perempuan itu, tak lupa ia semakin mempererat pelukannya.

“Jangan gerak, Ta. Gini aja, ya? Sebentar,” ucap Haikal pelan.

“Iya,” ucap Ralita.

Dan untuk kesekian kalinya, peluk Ralita ini selalu mampu membuat tenang Haikal, untuk apapun itu masalahnya.

“Gue sayang lo, Ta.”