Selesai?

Asal mengepul memenuhi ruangan kecil yang hanya berisikan kursi dan beberapa lemari berisi buku. Terdengar pula suara helaan napas dari lelaki yang tengah menyesap sebatang rokok yang baru saja ia nyalakan.

Tatapannya kosong menatap langit-langit ruangan itu. Hening, sangat hening.

“Ah anjing,” umpatnya tiba-tiba.

Pikirannya saat ini tengah kacau. Padahal baru saja tadi siang ia begitu bersemangat sebab banyak sekali rencana menyenangkan yang hendak ia lakukan nanti bersama kekasinya. Namun sayang, hal yang tidak diinginkan terjadi.

Raka benar-benar merasa frustasi saat ini.

Jika boleh jujur, Raka memang sudah lama sekali menyimpan banyak hal yang jika dibiarkan semakin terasa menyakitkan.

Selama ini ia berusaha agar hubungannya dengan Sena selalu baik-baik saja. Raka bahkan sering meminta maaf sekalipun itu bukan salahnya.

Tapi entah kenapa hari ini, Raka merasa sangat lelah. Apalagi ketika Sena selalu meributkan hal-hal kecil yang seharusnya bisa dibicarakan baik-baik.

Raka menatap layar ponselnya, membaca ulang balasan pesan dirinya kepada Sena.

Terlihat disana banyak sekali rentetan pesan dari Sena, lantas ia menghela napasnya dalam.

“Gue capek, Sen …” lirihnya pelan, sebelum akhirnya ia mengetikkan sesuatu di sana.