Selamat Ulang Tahun

Dengan bangganya, Haikal berdiri dihadapan perempuan itu, sambil mengenakan jas hitam dan membawa sebuah bucket bunga di tangannya.

“Selamat ulang tahun sayang ....” lirih Haikal sambil mengecup lembut keningnya lembut.

“Makasih ayah,” ucap Bina sambil memejamkan matanya.

Haikal menatap wajah istirnya itu dengan teduh, “cantik ...” ucap Haikal sambil mengusap wajah Bina.

“Selamat ulang tahun ya? Selamat menjadi dewasa. Terima kasih karena sudah hadir. Maaf, karena sejauh ini aku belum banyak ngasih kamu bahagia.”

Bina hanya tersenyum kemudian mengangguk pelan, “gapapa,” ucapnya tersenyum.

Malam ini, Haikal benar-benar memberikan sesuatu romantis pada istrinya.

Sejak tadi, netra Haikal tidak lepas dari Bina yang terlihat cantik.

“Suka enggak?” Tanya Haikal, sedang yang ditanya mengangguk.

“suka, makasih, ya ....” Ucap Bina.

“Kamu mau hadiah apalagi dari aku?”

Bina menatap Haikal, “apa aja dikasih enggak?” Tanya Bina membuat Haikal mengangguk.

“Apa aja sayang.”

Bina terdiam sejenak, “emm ...”

“Kalo aku minta kamu biar gak sering kerja boleh?” Pinta Bina membuat Haikal terdiam.

“Kenapa?”

Bina menghela napasnya, “aku gak suka kamu terus-terusan kerja apalagi hampir setiap hari kamu pulang malem ....” lirih Bina.

“Sayang ...” haikal mengusap pelan punggung tangan perempuan itu.

“Kalo bukan aku yang kerja, kantor di handle sama siapa? Kan kamu tau, semenjak Yara resign, gak ada yang bisa handle lagi kecuali aku. Apalagi sekarang ayah juga kan udah mulai nyuruh aku buat ngurusin cabangnya yang lain,” ucap Haikal.

Bina menghela napasnya, lalu sedetik kemudian ia tersenyum, “yaudah gapapa, maaf,” ucap Bina.

Haikal tersenyum, lalu kembali menarik perempuan itu kepelukannya, “aku usahain buat banyak luangin waktu lagi buat kamu ya, maaf karena aku maish banyak kurangnya ....” ucap Haikal memeluk Bina dengan hangat