Selamat

Hari ini merupakan hari pernikahan Haikal bersama perempuan pilihannya.

Lelaki itu berdiri dengan setelan jas hitamnya, menatap perempuan yang kini tengah berada di sampingnya.

Haikal menatap Bina kagum.

Haikal memposisikan dirinya agar berhadapan dengan Bina, ia lalu berucap dengan senyum yang terpatri di wajahnya.

Bina cantik.

Tiba-tiba saja terdengar suara dari arah samping.

“Nah, karena mempelai udah hadap-hadapan ....”

“Cium, cium cium ....” teriak orang-orang disana yang membuat Haikal dan juga Bina terkekeh.

Bina menatap manik kecoklatan milik Haikal.

Tatapannya teduh sekali.

Haikal pun menatap Bina.

“Terima kasih, ya?” Ucap Haikal kemudian ia mengecup pelan kening Bina, lalu tak lama terdengar sorakan bahagia disana.

Haikal menghela napasnya, ada perasaan lega sekaligus kosong. Entahlah, mungkin karena masih ada beberapa hal yang belum pulih sepenuhnya.

Perihal takdir memang tidak ada yang tahu. Bahkan Haikal sendiri pun tidak pernah menyangka jika perempuan yang kini ia pilih untuk menjadi hidupnya adalah sosok yang hanya ia temui satu tahun belakangan.

Begitu juga dengan Ralita, ia pun tidak pernah menyangka jika takdirnya sekarang adalah menyaksikan kebahagiaan seseorang yang selalu punya tempat istimewa di hatinya.

Ralita menunduk pelan, lalu ia berusaha tersenyum memperhatikan kedua mempelai kedua itu dari kejauhan.

Bukan, bukannya Ralita belum ikhlas. Ralita hanya merasa sedikit sesak.

Perempuan itu lalu menghela napasnya, berusaha meredakan sesak yang terus saja berusaha keluar.

mau pulang aja?” tanya Arkanata yang memang sejak tadi ada di samping Ralita.

Ralita menoleh pada Arkanata, lalu ia tersenyum.

“Kamu mau pulang?”

Arkanata hanya memberikan senyumnya pada Ralita. “Ayo pulang aja,” ucap Arkanata yang hanya dibalas anggukan oleh Ralita.

Sebelum pergi, Ralita sempat menatap Haikal beberapa saat, kemudian tak lama ia melangkah pergi dari tempat itu. Meninggalkan semua sesak disana.

Lalu tanpa Ralira tau, ada yang diam-diam tersenyum pahit kala ia melihat Ralita yang sejak awal berdiri jauh di belakang sana.

Haikal, melihat Ralita datang bersama dengan Arkanata.

Lalu tanpa sadar, air mata turun dari pelupuk mata lelaki itu.

Selamat. Selamat menempuh kehidupan baru, Haikal.