Selamat Bertambah Usia.

Rasanya, suasana kota malam ini terasa cukup nyaman. Mobil-mobil yang biasanya memenuhi jalanan, sekarang terasa tidak begitu penuh.

Sambil duduk di pinggiran jalanan kota malam ini, Juli tengah asik tertawa mendengar ocehan dari Fauzan yang terdengar lucu.

Lelaki itu berbicara banyak hal sampai-sampai ia tersedak sebab terlalu banyak berbicara.

Fauzan, ya? Lelaki yang dulu Juli kenal karena menurutnya ia sangat galak. Apalagi dengan perkataannya yang sering kali menyakiti. Namun, Juki tidak peenah tahu, kalau ternyata Fauzan mempunyai sisi baik yang sangat baik.

Terdengar helaan napas dari lelaki di hadapannya. “Bentar, gigi gue sakit. Ini jagung bakar keras banget anjir,” ucap Fauzan yang lagi-lagi membuat Juli tertawa.

“Punyaku enak kok. Coba minta bakar lagi aja ke bapaknya,” ucap Juli pada Fauzan, membuat lelaki itu mengangguk dan segera menghampiri bapak penjual.

Juli hanya menggelengkan kepalanya pelan. Netra Juli bergerak menatap langit malam yang terlihat cukup ramai oleh bintang.

Hari ini ulang tahunnya.

Juli menghela napasnya lantas ia memejamkan matanya sejenak. Berharap semoga hari esok ia lewati dengan baik dan bahagia.

“Ekhem,” ucap Fauzan tiba-tiba membuat Juli segera membuka matanya.

Mata Juli membulat ketika ia melihat Fauzan berdiri sambil membawa sekotak kue kecil di tangannya.

“Selamat ulang tahun, Jul,” ucap Fauzan tersenyum.

Juli terdiam. Pasalnya ia terkejut. Sejak kapan Fauzan menyiapkan kue seperti ini?

Fauzan terkekeh melihat ekspresi Juli, ia kemudian duduk di hadapan Juli.

“Gak usah mikirin gue bisa bawa kue dari mana. Intinya, selamat ulang tahun, ya? Ini kue kecil tapi, maaf, hehe.”

Juli menatap Fauzan, lantas ia tersenyum manis, sangat manis. Sampai-sampai Fauzan tidak sadar jika dirinya juga tengah tersenyum.

“Makasih banyak Ozan …,” ucap Juli.

“Bentar nyalain dulu, haha.” Fauzan tertawa sebelum akhirnya ia menyalakan lilin.

Juli terkekeh.

“Ayo bikin harapan,” ucapnya.

“Juli mengangguk.”

Fauzan memperhatikan Juli yang tengah fokus. Lagi-lagi ia tersenyum.

“Semoga nanti, baik aku atau orang-orang di sekitar aku selalu bahagia, aamiin,” ucap Juli sebelum akhirnya ia meniup lilin itu.

Fauzan tersenyum kembali, kemudian sebelah tangannya bergerak mengusap pucuk kepala perempuan itu.

“Selamat bertambah usia, Juli. Gue harap lo bahagia terus ya …”