Selamanya

Ocean tertawa keras sambil memukul lengan Agam. “Ih kok balesnya pake Bu, sih.”

Agam tertawa. “Ya kan kamu itu tweetnya pake ‘Yah’ gimana sih,” balas Agam membuat wajah Ocean sedikit memerah.

Jemari Agam perlahan bergerak untuk mengusap puncak kepala perempuan yang sedang duduk di hadapannya itu.

“Kenapa kok liatin?” Tanya Ocean pada Agam, sebab saat ini lelaki itu tengah menatapnya.

Agam menggeleng dan tersenyum. “Gapapa,” jawab Agam.

Mata Ocean balik menatap Agam dan perlahan tangannya pun ikut bergerak mengusap mengikuti apa yang Agam lakukan padanya. “Capek nggak, Gam?” Tanya Ocean.

Agam menggeleng. “Nggak, kenapa gitu?”

Mereka masih saling menatap. “Gapapa, hehe.”

Agam lagi-lagi tersenyum. “Capek aku hilang tiap pulang dan lihat kamu,” balasnya.

Tangan Agam beralih mengusap perut Ocean yang sudah membuncit. “Nanti tambah gak capek lagi kalo anak aku udah lahir, hehe,” Agam menyerengeh.

“Ce …”

“Apa?”

“Sehat terus ya, jangan kecapean. Kamu gak perlu mikirin apa aku capek atau nggak. Selama ada kamu, selama kamu sehat, aku baik-baik aja, serius.”

Ocean menatap Agam mendengarkan setiap kalimat yang keluar dari mulutnya.

“Nanti, anak kita namanya siapa ya?”

Ocean tampak berpikir begitu juga Agam. “Gimana kalo …”

“Apa?”

“Ogam.”

“Hah? Jelek banget,” sungut Agam membuat Ocean memukulnya.

“OGAM TUH OCEAN AGAM!” Balas Ocean membuat Agam seketika tergelak.

“Ngaco banget kamu.”

Ocean tertawa. “Hahaha, becanda ih.”

Agam hanya menggeleng. “Udah deh nanti nama yang bagus udah aku siapain.”

“Apa?”

“Kepo!” balas Agam sambil mengecup sekilas pipi Ocean.

“Ih gak sopan!” Protes Ocean.

“Masa?”

“Ini masih gak sopan, gak?” Tanya Agam lantas ia segera mengecup kembali kening, pipi dan juga bibir Ocean dengan cepat, menbuat Ocean tertawa.

Perempuan ith lalu menarik wajah Agam dan membalas tiap kecupan itu di titik yang sama.

“Eh ada yang ketinggalan,” ucap Agam membuat Ocean mengerutkan keningnya.

“Apa yang ketinggalan?”

Tanpa aba-aba, Agam segera mensejajarkan kepalanya dengan perut Ocean, ia kemudian menempelkan telinganya di perut itu lantas ia mengecupnya.

“Anak ayah lupa belum dikasih cium.”

“Cantik atau gantengnya Ayah. Cepet lahir ya, sampai ketemu …,” ucap Agam sambil beberapa kali melayangkan kecupan penuh sayang.

Ocean tersenyum sambil mengusap kepala Agam lembut.

Ternyata, dari sekian banyaknya kesulitan di hidup Ocean. Ada satu yang Ocean syukuri.

Dicintai dengan begitu banyak oleh dua lelaki kesayangannya.

Ayah dan juga Agam.

Dan Ocean selalu berdoa. Semoga selamanya ia bersama Agam.