Sejak Saat Itu

Sore itu, Johnny dan Azri pergi ke sebuah tempat untuk menemui Clarissa, mantan istri sekaligus ibu dari anak-anaknya.

Tak membutuhkan waktu lama, mereka sudah sampai disana.

Ada beberapa orang disana yang sedang bermain dan duduk di halaman tempat itu.

Netra Johnny menangkap seorang perempuan yang sedang duduk di kursi halaman bangunan itu.

Johnny dan Azri mendekat ke arah perempuan itu.

“Mama...” ucap Azri tersenyum.

Perempuan itu menoleh, lalu tersenyum.

Azri memeluk erat Clarissa.

“Mama, lagi apa disini?” Tanya Azri.

Clarissa menatap Azri sambil tersenyum, lalu tangannya terulur untuk mengusap pelan pucuk kepala Azri.

“Ekhem...”

Clarissa menoleh kala mendengar suara deheman. Lalu perempuan itu tersenyum, ia berdiri dan memeluk tubuh Johnny.

“Sayanggg...” ucap Clarissa.

Johnny hanya tersenyum sambil balik memeluk tubuh perempuan itu.

“Lagi apa disini hmm?”

Clarissa terkekeh.

“Itu loh, Bumi lagi lari-larian disana, dia bilang pengen main. Yaudah aku temenin aja disini.” Ucap Clarissa sambil terkekeh.

Johnny dan Azri saling berpandangan mendengar ucapan Clarissa.

Azri menghela napasnya, sakit sekali rasanya ketika melihat keadaan Clarissa seperti ini.

Azri berdiri, lalu menuntun tubuh Clarissa agar duduk di sampingnya.

“Mama tebak, kakak sama papa bawa apa buat mama?”

“Jeng-jeng, makanan kesukaan mama. Cheesecake blueberry”

Clarissa tersenyum “ih, kalian beli dimana? Kok belinya gak ngajak mama...”

Azri terkekeh “tadi Azri sama papa beli di jalan ma”

Clarissa membuka bungkusan itu.

“Bumi sayang, sini nak. Papa sama kakak bawa cheesecake kesukaan mama. Sini makan bareng semuanya. Jangan lari-lari terus” ucap Clarissa.

Lagi dan lagi, hanya sesak yang memenuhi dada Azri serta Johnny.

Clarissa berbicara seolah-olah Bumi ada disini, seolah-olah Bumi ada di sampingnya.

Johnny berbisik pada Azri “jagain mama dulu ya kak, papa mau kesana”

Azri mengangguk.

“Sayang, aku beli minum dulu, ya? Lupa tadi gak beli” ucap Johnny pada Clarissa.

Clarissa mengangguk “John, ini katanya Bumi juga mau nitip minuman kesukaan dia. Beliin, ya?”

Johnny mengangguk “iya”

Tanpa mereka tahu, sebenarnya Johnny diam-diam pergi masuk ke mobilnya, ia menangis disana.

Sakit sekali rasanya melihat keadaan Clarissa, perempuan yang bahkan masih sangat ia cintai sampai sekarang.

Memang, sejak saat itu, saat dimana Bumi pergi. Clarissa sering menangis, bahkan tiba-tiba saja ia tertawa. Pikirannya seolah mengatakan jima semua ini hanya mimpi.

Keadaan Clarissa semakin memburuk, ia jadi selalu berhalusinasi seolah Bumi masih hidup, seolah Bumi adalah seorang anak kecil. Clarissa selalu merasa bahwa Bumi ada disini, bersamanya dan tidak pernah pergi kemana-mana.

Namun, dibalik itu semua. Diam-diam Clarissa juga sering menangis, jika pikirannya kembali mengingat tentang kejadian dimana Bumi pergi. Ia akan tiba-tiba saja mengingat perlakuannya pada Bumi selama ini.

Keadaan ini yang membuat Clarissa terpaksa di tempatkan di Rumah Sakit Jiwa. Karena sejak saat itu, mental Clarissa jadi terganggu, ia bisa tiba-tiba saja menangis dan mengamuk.

Hidup Clarissa kini hanya di penuhi dengan rasa penyesalan. Kesalahannya yang membuat dirinya jadi seperti ini. Berpikir seolah Bumi tetap disini, di sampingnya.