Sampai Disini

Dirga melangkahkan kakinya ke cafe yang biasa ia datangi bersama Ariel.

Baru saja masuk, Dirga sudah melihat perempuan yang sudah lama ia rindukan. Dirga tersenyum hangat.

Entahlah, rasanya sangat rindu sekali melihat perempuan ini

“Hei, maaf lama” ucap Dirga yang kini duduk di hadapan Ariel

Ariel hanya tersenyum

“Gimana kabarnya?” Tanya Ariel

“Baik”

“Kamu kemana aja riel?” Tanya Dir

Ariel terdiam

“Aku ada” ucap Ariel

“Btw, gimana hari-harinya?”

Dirga hanya tersenyum “data perusahaan di curi, abang udah sembuh, aku kacau beberapa hari”

Ariel menunduk “maaf”

Dirga tersenyum lalu menggenggam tangan Ariel namun perempuan itu menepisnya

“Mas...” ucap Ariel

“Iya?”

“Maafin aku ya?”

“Kenapa sih minta maaf terus?”

Ariel menghela napasnya “aku minta maaf”

“Maaf karena aku gak bisa menuhin semua keinginan kita, maaf aku ngilang, maaf karena aku gak bisa nerusin hubungan ini...”

“M-maksudnya?”

“Kita sampai disini ya mas? Maafin aku mas” ucap Ariel berusaha keras menahan air matanya

“Tapi kenapa? Mas salah apa sama kamu?”

Ariel menggeleng, lalu mengeluarkan sesuatu dari tasnya, lalu menyerahkannya pada Dirga

“Apa ini?”

“Maafin aku mas”

“Ariel kamu becanda?”

Ariel menggeleng

“Minggu depan aku nikah, maafin aku mas”

Dirga terdiam, ia masih tidak mengerti, sebenarnya apa yang sedang terjadi saat ini?”

“Ariel, hubungan kita gimana? Mimpi-mimpi kita? Anak-anakku gimana? Ariel? Aku salah ap? Hei, tolong bilang, ini mimpi kan?”

Ariel tak kuasa menahan tangisnya, ia menangis di hadapan Dirga

“Mas maafin aku mas”

“Enggak, ini salah, harusnya gak gini. Aku butuh kamu Ariel, kenapa kamu pergi? Aku bener-bener sayang kamu, please aku mohon sama kamu jangan tinggalin aku, aku harus apa? Bilang aku harus apa?”

Ariel terdiam sambil terisak

“Ariel bilang, aku salah apa? Apa ini gara-gara statusku? Tolong...” Dirga menangis

“Bahkan aku belum berusaha, aku belum merjuangin kamu... tolong Ariel, jangan pergi”

“Ini bukan salah mas, ini semua salah aku, maafin aku mas, mungkin aku bukan yang terbaik buat kamu”

“Enggak ini gak bener, Ariel aku bener-bener butuh kamu tolong...” ucap Dirga lirih

Ariel menggenggam tangan Dirga “Tolong hidup dengan baik ya mas? Saya tahu kamu kuat, jangan cari saya lagi, bilang ke anak-anak maaf karena saya gak bisa jadi ibu untuk mereka. Mas harus nemuin wanita yang lebih baik ya? Maaf saya harus pergi” ariel beranjak meninggalkan Dirga disana

Bohong jika Dirga baik-baik saja, tidak, bahkan saat ini dunianya hancur. Mimpi yang sebelumnya telah ia rencanakan bahkan hancur begitu saja. Ia butuh, bahkan lebih dari butuh, seseorang yang ingin ia cintai seumur hidupnya kini bahkan pergi.

Semesta terlihat begitu jahat, Dirga bahkan belum sempat memperjuangkan apapun, ia bahkan belum sempat mengucapkan jika ia sangat mencintai wanitanya.

Pagi itu, Dirga menangis sendirian, dunianya hancur, hatinya hancur, bahkan semesta tidak memberi kesempatan sedikitpun untuk Dirga merasakan kebahagiaan.