Rumah Sakit
Najendra segera pergi ke rumah sakit yang sebelumnya sudah diberitahukan oleh Herry teman kakaknya itu. Sepanjang perjalanan pikiran Najendra kalut, ia takut jika kakaknya kenapa-napa, di sisi lain ia juga takut jika Dirga papa mereka tahu hal ini.
Tidak butuh waktu lama Najendra sudah sampai di rumah sakit itu, dan langsung pergi ke ruang perawatan. Disana ada beberapa teman Arjeno, termasuk Herry, orang yang memeberi tahu kejadian ini.
Najendra langsung menghampiri Arjeno yang sedang terbaring dengan luka di sejukur tubuhnya. Entah kenapa ada rasa sakit saat melihat abangnya terbarinh di bangsal rumah sakit itu.
“Jen..” sahut Herry
“Kakak gua sejak kapan disini?” Ucap Najendra
“S-sorry Jen, kakak lo kecelakaan 3 jam yang lalu”
“ANJING! KENAPA LO BARU BILANG?!”
“Sorry Jen, soalnya tadi kakak lo masih sadar dan minta jangan ngasih tau lo, tapi kakak lo makin parah dan tadi semoet ditanganin dokter, kepalanya kena, tapi untungnya gak serius”
Najendra berusaha mengontrol emosinya “Berantem sama siapa kakak gue?”
Herry menggeleng “sorry, gue gatau, gue cuma denger dari sambungan telepon”
“Lo bilang kakak gue nyebut-nyebut mama?”
Herry mengangguk
“Ah sialan”