pertemuan
Ragaf sedang terduduk di motornya, sambil menunggu Reyna keluar dari rumahnya.
Sejujurnya, kalau bukan Bunda yang meminta. Enggan sekali Ragaf menjemput perempuan yang bahkan ia saja tidak pernah tahu yang mana orangnya.
Bunda aneh.
Kalau kata Ragaf, setiap kali Bunda meminta Ragaf untuk lebih dekat dengan perempuan ini.
Ragaf sedang memainkan ponselnya, sambil beberapa kali berdecak karena perempuan bernama Reyna itu tidak kunjung keluar.
Baru saja Ragaf akan menyalakan motornya, berniat pergi. Tiba-tiba saja fokusnya teralihoan saat terdengar suara pintu gerbanh yang terbuka. Menampakkan seorang perempuan dengan kemeja berwarna navy, serta tas yang menggantung di lengan sebelah kanannya.
Netra Ragaf menelisik dari bawah hingga atas, saat perempuan itu berdiri di hadapannya.
“Maaf lama,” ucapnya pada Ragaf.
Ragaf terdiam sejenak.
“Lo Reyna?”
Perempuan itu mengangguk.
“Iya, siapa lagi, dong?” Ucapnya.
Ragaf bedecak, lalu tanpa basa-basi ia memberikan helm yang ia bawa pada Reyna.
“Pake.”
Reyna terdiam memperhatikan wajah Ragaf yang baginya terlihat sangat menakutkan sekaligus lucu.
“Pake, Rey. Lelet banget.”
Reyna tersadar, lalu segera meraih helm yang Ragaf berikan.
“Eh, maaf,” ucap Reyna sambil menyerengeh.
“Naik.”
“Galak amat ....” bisik Reyna pelan. Sebelum akhirnya mereka pergi darisana.