Perjalanan Tak Menyenangkan

Entah sudah berapa malam kuhabiskan hanya untuk berdiam diri dan berpikir.

Kapan perasaan seperti ini berakhir?

Mati, ternyata seiring berjalannya waktu, yang seharusnya tetap tumbuh justru perlahan mati. Padahal seingatku, hampir setiap hari aku coba siram itu supaya tetap tumbuh.

Perasaan dan cinta yang selama ini aku usahakan ternyata sia-sia. Sebab nyatanya perasaanku tak sehebat kamu.

Sial, padahal jauh di dalam lubuk hati, aku pun ingin mempertahankan namun memang kenyataanya aku payah.

Jalan yang kupikir akan dilalui begitu halus, nyatanya tidak. Terlalu banyak lubang yang akhirnya membuat aku jatuh hingga aku kesulitan untuk sampai ke tujuan.

Pikiranku terlalu dangkal, aku merasa di pejalanan ini aku sendirian.

Pegang, tolong genggam.

Aku ingin kamu genggam, tapi aku merasa genggamanmu tak seerat itu.

Goyah, hal yang sudah susah payah aku bangun sekarang mulai goyah, banyak retak kecil yang lambat-laun semakin besar dan lebar.

Kupikir dengan mengabaikan luka kecil yang semakin lama semakin banyak itu semua akan baik saja. Namun ternyata salah.

Perjalanan ini terlalu melelahkan. Terlalu melelahkan sebab kita sangat berantakan.

Perjalanan ini terlalu perih, sebab terlalu banyak luka kecil yang tergores.

Maaf seribu maaf, sebab aku tak sehebat kamu dalam hal mencintai.

Maaf seribu maaf, sebab perasaanku tak selapang kamu perihal memaafkan.

Maaf seribu maaf, sebab berjalan bersamaku tak menyenangkan.

Dan maaf seribu maaf, sebab akhirnya jalan buntu yang kita temui.

Selamat jalan, semoga dalam perjalananmu kali ini, selalu disertai perasaan menyenangkan.

Selamat jalan semoga kamu menemui jalan panjang.