Perihal Mencintai.

Untuk kesekian kalinya akan aku katakan jika aku tidak pernah menyesal mengenal kamu. Perempuan cantik dengan segala bentuk keindahan yang sulit sekali aku deskripsikan.

Perihal mencintai kamu, aku adalah orang yang paling hebat setelah Ayahmu.

Ja, jika saja jatuh cinta kepada kamu adalah perlombaan, sepertinya aku akan menang.

Kamu bosan ya, Ja? Karena selalu berhadapan denganku yang selalu berusaha hadir mengisi hari-harimu yang panjang itu.

Ja, jika boleh, aku ingin selalu ada di samping kamu, entah senang atau susah sekalipun tidak masalah. Aku ingin menjadi orang yang selalu terlibat dalam segala hal yang kamu lakukan.

Ah, hanya membayangkan menjadi bagian penting dari hidupmu saja aku selalu merasa senang.

Harus bagaimana ya, Ja? Supaya kamu paham jika rasaku ini sangat besar dan terus membesar.

Mencintai kamu itu menyenangkan, walau hanya aku saja yang merasakan.

Kamu tidak akan pernah merasa susah payah memikirkan bagaimana perasaanku, seberapa besar cintamu padaku. Sebab sejak dulu, yang kamu mau itu bukan aku.

Aku masih sangat paham, jika selama ini hanya aku saja yang mencintai kamu. Hanya aku saja yang ingin kamu. Sedangkan kamu, tidak pernah menginginkan aku.

Aku masih ingat perkataanmu tempo lalu perihal kamu yang mengatakan jika bersamaku kamu tidak merasa bahagia.

Aku masih ingat perkataanmu tempo lalu ketika kamu memintaku untuk mundur selangkah demi selangkah.

“Jangan ya Janu, perasaanku gak seluas itu. Semuanya udah habis dan nggak ada yang tersisa buat kamu.”

Aku hanya bisa tersenyum nanar ketika mendengar perkataanmu tempo lalu, tepat di hadapanku. Sedang aku, masih tersenyum dan menggenggam tanganmu begitu erat.

Padahal harapanku saat itu, saat pertama kali kamu mengatakan ingin mencoba membuka hatimu kembali, aku menang. Harapanku, aku adalah pemenang. Tapi ternyata aku terlalu percaya diri, sampai aku tidak pernah menyadari, jika sejak awal memang hanya aku yang mencintai.

Ja, bahkan satu kesempatan untuk aku, kamu masih belum bisa, ya?

Tidak apa-apa Ja.

Sebab, perasaanku tidak berwaktu, maka aku akan terus menunggu.