Pergi

Lelaki itu sangat kalut sesaat setelah ia menerima pesan dari Jeana. Entah apa yang ia pikirkan, lelaki itu bahkan segera bergegas menuju tempat itu, tanpa memikirkan Nindira yang sedang menunggunya.

Sepanjang perjalanan pikirannya hanya tertuju pada Ellean, perempuannya menangis? Ah sial.

Tak butuh waktu lama, ia sudah sampai di tempat itu, dengan terburu-buru ia berlari masuk kesana.

Ia berhenti sejenak saat netranya melihat Kevin yang tengah memeluk Ellean. Tanpa pikir panjang, ia langsung menghampiri Kevin dan melayangkan satu pukulan tepat di wajahnya, membuat Kevin tersungkur.

“Anjing lo!” Ucap Adrian.

Semua orang disana berteriak, termasuk Ellean.

“KEVIN!” Teriak perempuan itu.

“Anjing lo! Berani-beraninya main belakang!” Ucap Adrian yang lagi-lagi melayangkan satu pukulan di wajah Kevin.

Di belakangnya ada Ellean yang berusaha menarik Adrian agar melepaskan kevin.

“Adrian berhenti!” Teriaknya.

“BERHENTI ADRIAN!” Teriaknya lagi yang membuat Adrian berhenti lalu menatap Ellean.

“Dia brengsek, El,” ucap Adrian

“Cukup, lepasin Kevin,” ucap Ellean sambil menangis.

“Dia udah nyakitin kamu, El,” ucap Adrian.

“Lepasin Ian,”

“El ....”

“LEPASIN!”

Adrian terdian sejenak, lalu akhirnya ia melepaskan Kevin.

“Pergi,” ucap Ellean sambil berusaha menahan tangisnya.

“El, aku kesini buat lindungin kamu,”

“Pergi Ian,”

“Ellean, Kevin brengsek,”

“PERGI ADRIAN! Ini bukan urusan kamu, pergi, pergi!” Teriaknya.

Sesak, sesak sekali saat mendengar itu.

Adrian hanya tidak ingin melihat Ellean menangis, karena Kevin.

“Pergi Adrian, Kevin bukan kamu. Pergi, jangan ikut campur,”

Adrian hanya tersenyum tipis,

“Anjing lo,” ucap Adrian pada kevin sebelum akhirnya pergibdarisana