Pelabuhan Terakhir
Hari ini, ya? Hari dimana Adrian akan melepas status lajangnya dengan mengikat seorang perempuan ke dalam hidupnya.
Adrian tersenyum saat melihat dirinya di depan cermin.
Lelaki itu kemudia menarik napasnya.
“Sudah siap,?” Tanya Bunda pada Adrian.
Adrian mengangguk.
Di sampingnya juga ada Papa.
“Jangan nakal lagi,” ucap Papa yang dibalas kekehan oleh Adrian.
Adrian merentangkan tangannya.
“Bunda ayah, peluk Ian dulu sini,” ucap Adrian.
Di dalam pelukan itu, Bunda menangis.
“Anak bunda sudah besar, Audah mau jadi milik perempuan lain,” ucapnya sambil terisak pelan.
Adrian tersenyum, ia lalu mengeratkan pelukannya.
“Papa, Bunda, makasih ya udah besarin Ian, makasih udah ngajarin Ian tentang banyak hal. Maafin Ian kalau selama ini Ian kadang suka bandel dan gak nurut sama bunda sama papa,” ucap Adrian.
“Bandel,” ucap Papa sambil mengetok kepala Adrian.
“Jagain Dira kayak kamu jagain Bunda, ya? Dia perempuan, dia harus dapat perlakuan yang layak, jangan pernah kamu nyakitin Dira,” ucap Papa yang dibalas anggukan oleh Adrian.
“Ayo kedepan, perempuan kesayangan kamu sudah menunggu.”
-
Dengan langkah pelannya, Adrian berjalan menyusuri karpet merah itu.
Di hadapannya, ada perempuan yang tengah berdiri tersenyum sambil mengenalan gaun putih.
Demi apapun, Dira cantik sekali.
Tanpa sadar, air mata jatuh di pipi Adrian saat netranya bertemu dengan netra milik perempuan itu.
cantik
Dia tersenyum saat Adrian berdiri di hadapannya.
“Hai,” ucapnya sambil tersenyum.
“Baik, karena kedua mempelai sudah disini, mari kita mulai acaranya,” sahut MC.
-
Acara berjalan lancar, hingga kini masuk ke tahap pembacaan janji kedua mempelai.
“Baik, untuk saudara Adrian di persilahkan,”
Adrian menghela napasnya, ia lalu menatap Dira dan tersenyum.
“Halo, saya Aksara Adrian ....” ucap Adrian.
“Emm ....”
“Untuk perempuan yang berada di hadapan saya saat ini ....”
“Terima kasih, ya?”
“Terima kasih untuk semua hal-hal kecil yang selalu membuat saya sadar akan satu hal, makasih karena kehadiran kamu di hidup saya benar-benar mampu merubah saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Untuk semua hal yang sudah kamu beri pada saya, perhatian kecil yang selalu kamu berikan, itu semuanya mampu membuat saya bahagia ....”
“Untuk perempuan yang tengah berdiri di hadapan saya, terima kasih, ya? Untuk semuanya terima kasih ....”
“Dan untuk kedua orang tua dari perempuan kesayangan saya, saya ingin berterima kasih karena sudah melahirkan dan membesarkan seorang putri cantik yang hebat, terima kasih karena telah melahirkan sosok luar biasa, terima kasih sudah merawat dan rela memberikan semua kebahagiaan untuk putri kecil kalian ....”
Adrian menghela napasnya.
“Dah mulai detik ini, Izinkan saya mengambil alih semua tanggung jawab kalian perihal putri kalian. Izinkan saya untuk memberikan semua hal yang saya punya untuk kebahagiaan putri kalian. Saya berjanji akan memberikan kebahagiaan yang pantas untuk putri kalian, saya berjanji akan selalu ada untuk putri kalian, saya berjanji untuk tidak menyakiti putri kalian, dan saya berjanji, untuk tetap menyayangi putri kalian apapun keadaannya.”
Tidak hanya Dira, bahkan semua orang yang ada disana menangis mendengar ucapan Adrian.
“Ian ....” lirih Dira.
Adrian tersneyum, ia lalu menatap netra kecoklatan perempuan itu.
“Dan terakhir ....”
“Nindira Azzura ....”
“Iya?”
“Terima kasih, terima kasih karena sudah menjadi jawaban atas segala doa yang selalu saya panjatkan.”
“Terima kasih karena sudah berhasil menjadi pelabuhan terakhir saya,” ucap Adrian, lalu mengecup kening Dira di altar itu.
“Saya sayang kamu Dira, terima kasih ....” bisiknya.
Akhirnya.
Setelah perjalanan panjang yang dilalui, akhirnya Adrian berhasil menemukan rumahnya.
Rumah paling hangat yang selalu Adrian dambakan.
Adrian berhasil, ia berhasil menemukannya.
Selamat menempuh kebahagiaan baru Aksara Adrian.
fin