๐—ง๐—ถ๐—ด๐—ฎ; ๐—ฆ๐—ฒ๐—ป๐—ท๐—ฎ๐—ป๐—ถ

๐™Ž๐™š๐™ฃ๐™Ÿ๐™–๐™ฃ๐™ž ๐™‹๐™Š๐™‘

Aku sedang berjalan menyusuri pantai sore itu, entahlah rasanya menyenangkan.

Dari sini aku ngeliat ada seorang laki-laki sedang terduduk dengan raut wajah sendu. Entah keberanian dari mana aku menghampiri lelaki itu dan duduk di sebelahnya.

Dia kaget saat aku tiba-tiba saja duduk di sampingnya. Aku terkekeh pelan โ€œmaaf, kaget ya?โ€ Ucapku

Lelaki itu hanya menatapku dengan tatapan aneh. Lalu ia mengalihkan lagi pandangannya menikmati langit sore itu.

Rasanya aneh, saat aku melihat lelaki itu, dia kenapa?

Dengan berani aku membuka pembicaraan di antara kita berdua. Masa bodoh dengan rasa malu.

โ€œIndah ya langitnya?โ€

Lelaki itu hanya menoleh padaku lalu mengangguk pelan

โ€œSendirian?โ€

Lagi-lagi ia hanya mengangguk tanpa suara.

Aku mengulurkan tanganku padanya โ€œkenalin namaku Senjaniโ€

Ia hanya menatap uluran tanganku, lalu tak lama ia menjabatnya โ€œBumiโ€ ucapnya singkat.

Ah, namanya Bumi? Unik ya? Lalu aku tersenyum

โ€œNama kamu Unikโ€

โ€œIyaโ€

โ€œKamu kenapa? Kok sedih, gapapa kan?โ€