pagi dan kamu
-
“Makan dong” ucap Angkasa pada Binar yang tengah asik mengaduk buburnya.
Binar menoleh lalu mengangguk “iya.” Ucapnya.
Angkasa terkekeh pelan saat ia tak sengaja melihat pipi kembung menggemaskan perempuan itu saat sedang mengunyah.
Binar, ya?
Dalam diamnya Angkasa tersenyum pelan, matanya bahkan tak bisa lepas dari wajah Binar.
Akhir-akhir ini, Angkasa bahkan tidak mengerti, kenapa ia bisa tiba-tiba saja memberanikan dirinya untuk mendekati perempuan satu ini.
Mungkin aneh bagi Binar, saat waktu itu Angkasa yang tiba-tiba saja datang, kemudian lama-lama menjadi seseorang yang seolah sudah mengenal perempuan itu sejak lama.
Alasan kenapa Angkasa berani mendekati Binar sebenarnya terlalu klasik.
Senyum Binar cantik
Hanya itu.
haha, Angkasa memang Angkasa. Laki-laki dengan tekad yang kuat, ia harus mendapat apapun yang ia mau, seberat apapun itu rintangannya.
“Udah makannya?” Tanya Angkasa ketika melihat Binar tengah meneguk es teh manisnya.
Binar menoleh, lalu mengangguk.
Angkasa tersenyum, lalu tanpa sadar ia mangacak pelan surai hitam milik perempuan itu, membuat si empunya terdiam kaget.
Angkasa terkekeh “Jangan kaget gitu ah, lucu soalnya” ucap Angkasa yang lagi-lagi berhasil membuat Binar terdiam.
Ah, sepertinya hal ini akan jadi kebiasaan baru yang menyenangkan untuk Angkasa. Sarapan pagi, ditemani seseorang yang akhir-akhir ini benar-benar mampu mengisi ruang di hatinya.
“Yaudah, yuk ke kampus.” Ucap Angkasa.