Minta Maaf.

Jinan saat ini tengah duduk di depan televisi sambil sesekali mengganti-ganti saluran televisi itu mencari beberapa tontonan yang menurutnya seru.

Hampir setengah jam tapi Jinan tidak menemukan acara yang menurut ya seru.

Jinan menghela napas, lalu ketika ia ingin membuka ponsel tiba-tiba saja terdengar suara pintu terbuka, dan tak lama muncul sosok Caca yang berjalan ke arahnya.

Caca menatap Jinan yang juga tengah menatapnya.

“Nathan ngomong apa sama kamu?” Tiba-tiba saja Caca bertanya membuat Jinan mengangkat sebelah alisnya.

“Duduk dulu kak baru nanya,” ucap Jinan membuat Caca langsung saja duduk di samping Jinan.

Caca menghela napasnya. “Nathan ngomong apa sama adek?” Caca mengulang pertanyaan yang tadi.

Jinan hanya menggeleng. “Gak kok, bang Nat cuma bilang kalo lo risih sama dia.”

“Emang kakak ngomong apa? Setau adek kakak gak pernah gitu deh sama kak Nat? Kok tiba-tiba risih?”

Caca kembali menghela napasnya, kemudian ia menyerahkan ponselnya membiarkan Jinan membaca rentetan pesan yang ia kirimkan tadi pagi ke Nathan.

Jinan menatap Caca, kemudian tak lama ia menghela napasnya. “Kak …” ucap Jinan.

“Hmm?”

“Jangan gitu.”

Caca terdiam. “Apa?”

“Kakak kok ketikannya jahat? Padahal bang Nat baik-baik loh ini kak nanyanya,” ucap Jinan lagi.

“Kakak tadi agak sensitif adek, jadi kakak kelepasan.”

“Minta maaf, ya, kak? Ketikan kakak udah nyakitin orang lain. Seenggaknya kalau kakak gak suka bilang baik-baik jangan kayak gini.”

“Kakak lupa, ya? Ibu kan pernah bilang, kalau memang gak suka sama orang ya gapapa. Tapi kita kan juga tetap harus hati-hati, kak. Lisan sama ketikan itu harus dijaga banget, jangan sampai kakak nyakitin orang cuma karena kakak gak suka,” tutur Jinan.

“Kakak minta maaf ya kak sama bang Nat. Bang Nathan itu cuma khawatir sama kakak. Adek tau, bang Nat itu sayang sama kakak. Tapi, kalo emang kakak risih, coba bilang baik-baik ya, kak? Adek gak suka kakak gitu, kayak bukan kakak yang adek kenal,” ucap Jinan kemudian ia berdiri dan melangkah dari sana.

“Kalo ayah sama ibu tau, mereka pasti marah.”

“Jangan lupa minta maaf kak,” lanjut Jinan sebelum akhirnya ia meninggalkan Caca sendirian disana.