*Malam Itu
Ariel baru saja menyelesaikan pekerjaannya, berniat akan pergi ke rumah sakit untuk memenuhi janjinya dengan Dirga.
Perempuan itu tersenyum sesaat setelah menerima pesan dari Dirga.
Baru saja ia akan memesan taxi, tiba-tiba sebuah panggilan masuk
Ariel menghela napasnya
“Hallo”
“...”
“Aku ada urusan”
“...”
“Gak bisa pah”
“...”
“Oke fine aku pulang!”
Ariel memutuskan panggilannya.
————— Ariel baru saja sampai di rumah orang tuanya. Sungguh ia tidak ingin pulang.
“Ariel pulang” ucap Ariel
Ia melihat disana ada kedua orang tua dan satu orang lelaki
“Duduk” ucap papa Ariel
“Kenapa?”
“Tristan datang lagi, dia bilang mau nikahin kamu”
“APA APAAN! Gak ariel gak mau”
“ARIEL!”
“Papa! Ariel gak mau”
“Kenapa hah?! Gara-gara cowok duda sialan itu?”
Ariel terdiam
“Gak usah nolak, papa cuma kau yang terbaik buat kamu”
“Pah tap—“
“Nurut atau papa hancurin hidup lelaki itu?”
Ariel menangis “oke fine! Ariel terima, tapi jangan sampe papa macem-macem sama mas Dirga”
“Oke, papa gak bakal lakuin apa-apa. Asal kamu terima lamaran Tristan, dia orang baik”
Ariel hanya menangis malam itu
“Sekarang kalian berdua lebih baik pergi jalan-jalan berdua” ucap papa Ariel
“Ganti baju dulu!”
Ariel beranjak ke kamarnya. Ia menjatuhkan dirinya di lantai, ia menangis. Ariel bahkan tidak mencintai Tristan, ia benci ia sangat benci.
Jika kalian pikir Ariel tidak mencintai Dirga, kalian salah!
Ariel menangis, ia hanya mencintai Dirga, lelaki yang berhasil memasuki hatinya, ia menyayanginya.
Malam itu Ariel terpaksa menuruti keinginan orang tuanya, agar Dirga dan anak-anaknya baik-baik saja. Ia mencintainya, sangat