maaf
Di hadapannya Esa berdiri menunduk. Saras kemudian tersenyum pelan melihat lelakinya ini.
“Jangan marah,” ucap Esa.
Lagi-lagi Saras tersenyum.
“Duduk sini,” ucap Saras.
Esa mendekat lalu kemudian duduk di samping Saras.
“Sumpah, maaf, aku gak maksud biarin kamu pulang sendiri,” ucap Esa.
“Tadi tuh aku dari rumah Diego di ajak makan dulu sama anak-anak, yaudah kan masa aku nolak,”
“Terus tadi handphone aku mati, lupa bawa charger”
“Ter—“
“Terus tadi kamu keasikan sama Nada?” Ucap Saras memotong membuat Esa terdiam.
“Sar—“
Saras terkekeh, “becanda, aku gapapa kok serius, kamu jangan minta maaf, ya?” Ucap Saras.
“Aku gak ada apa-apa sama Nada, kita temen sekarang. Seriusan, jangan marah ....” ucap Esa menunduk.
Saras menghela napasnya, ia kemudia mengusap pelan wajah lelakinya itu.
“Esa, aku gak pernah marah, aku gapapa kok, mau kamu main sama siapapun, sekalipun itu mantan kamu. Jujur, aku gapapa, jadi jangan minta maaf, ya?” Ucap Saras lembut.
Ia kemudia merentangkan kedua tangannya.
“Sini peluk dulu,” ucap Saras.
“Maaf ....” ucap Esa.