๐—ง๐—ถ๐—ด๐—ฎ ๐—ฃ๐˜‚๐—น๐˜‚๐—ต ๐—ง๐—ถ๐—ด๐—ฎ; ๐— ๐—ฎ๐—ฎ๐—ณ

โ€œTerakhir kita kesini kapan ya, Ja?โ€ tanya Bumi pada Senjani.

Senjani menoleh pada Bumi yang duduk di sampingnya โ€œhmm, kayaknya sebulan lalu?โ€

Bumi menghela napasnya, entahlah perasaannya akhir-akhir ini sangat kacau.

โ€œKenapa Bumi?โ€

Bumi tersenyum dan lagi-lagi ia menghela napas โ€œSenjani, maaf, ya?โ€

Senjani mengerutnya kedua alisnya bingung โ€œKenapa minta maaf?โ€

โ€œKamu tau enggak?โ€ Nada suara Bumi melirih.

Senjani menggeleng โ€œApa?โ€

Tiba-tiba saja terdengar suara isakan โ€œBumi, kenapa nangis?โ€ Senjani dengan cepat merengkuh tubuh Bumi.

Suara isakan itu terdengar sangat menyakitkan, sampai-sampai membuat Senjani ikut meringis mendengar suara isakan Bumi.

Dengan pelan, Senjani menepuk-nepuk pundak Bumi, dengan maksud agar tangisannya mereda.

Bumi mengeratkan pelukannya dan menyembunyikan wajahnya di leher Senjani.

โ€œSenja disini, Bumi gak sendirian, jangan nangis...โ€ ucap Senja menepuk-nepuk pundak Bumi.

โ€œMaaf, maaf aku payahโ€

โ€œSenja, capek banget, rasanya aku pengen nyerah. Harusnya aku kuat Senja, tapi nyatanya enggak...โ€

โ€œAku benci sama diri sendiri Ja, di saat aku berusaha buat benci dan mengabaikan mereka, di sisi lain, aku juga kangen mereka Senja, aku gak sekuat itu.โ€

Senjani melepaskan pelukannya, lalu ia memperhatikan setiap inci wajah lelaki di hadapannya. Dengan gerakan sangat lembut, Senjani mengusap air mata Bumi.

Perempuan itu tersenyum โ€œBumi, lelah itu wajar, lelah itu manusiawi Bumi. Wajar kok kamu gini, mungkin aku juga bakal kayak kamu. Tapi Bumi, kamu tahu gak? Kenapa Tuhan ngasih cobaan ini ke kamu?โ€

Bumi menggeleng pelan.

โ€œItu semua, biar kamu paham bagaimana caranya bertahan. Untuk bahagia itu perlu waktu Bumi. Sakit, ya? Capek, ya?โ€

Bumi mengangguk.

โ€œNah itu, kamu perlu ngerasain sakit dulu biar bahagia Bumi. Percaya, ya? Tuhan itu Maha Baik, Dia pasti lagi nyiapin sesuatu luar biasa buat kamu. Tuhan ngasih cobaan kayak gini itu karena Dia tahu, kalau kamu sebenarnya mampu. Sekarang, kamu cuma perlu bertahan sedikit lagi, ya?โ€

Senjani kembali merengkuh tubuh Bumi, dipeluknya dengan erat tubuh lelaki itu. Hangat dan menenangkan.

โ€œBoleh kok kamu ngeluh lagi, tapi jangan pernah berpikir buat nyerah kayak waktu itu, janga lakuin hal bodoh lagi kayak waktu itu. Aku takut...โ€

โ€œSenjani, untuk kesekian kalinya. Makasih, makasih banyak. Kalau gak ada kamu, aku gak tahu harus ngadepin semua ini dengan cara apa. Aku bersyukur punya kamu, aku sayang kamu Senja...โ€

Senjani terkekeh โ€œudah nangisnya?โ€

โ€œJangan nangis lagi, Senja gak suka liatnya.โ€

Untuk kesekian kalinya Buni bersyukur. Perempuan ini sangat begitu berarti untuk Bumi. Entahlah, bahkan Bumi tidak bisa membayangkan bagaimana dirinya tanpa Senja.

Lelaki itu menghela napas pelan.

โ€Tapi Ja, sebentar lagi kamu pergi, aku takut.โ€ batin Bumi.