Kisah Yang Selalu Indah.
Perempuan itu terduduk di tempat dimana dulu ia sering datangi. Kemudian ia menghela napasnya.
Lagi, semestanya ternyata masih belum sepenuhnya memihak.
Ralit, perempuan itu. Hanya terduduk sambil memperhatikan beberapa orang di hadapannya yang tengah saling bercengkrama dengan orang tersayanganya.
Ralita terkekeh pelan.
Perempuan itu lalu menatap langit sore itu, dan lagi-lagi sesak tiba-tiba menyeruak.
Setelah perjalanannya selama ini, kesakitannya, pada akhirnya ia kembali sendirian.
Tapi, kalau kalian pikir ini tidak adil, memang benar terkesan sangat jahat dan tidak adil. Namun, memang benar. Sejauh apapun harapan yang kita bangun, setinggi apapun harapan yang kita pupuk, kalau memang Tuhan belum mengizinkan, kita, manusia hanya bisa pasrah.
Memang, semesta itu jahat dan tidak adil pada sebagian orang. Karena hidup memang seperti itu.
Definisi bahagia menurut manusia memang terkadang sulit dan rumit.
Namun, jika dilihat dari semua perjalanannya. Pasti akan selalu ada bahagia, walau memang terkadang kebahagiaan kecil itu kadang tidak pernah disadari dan disyukuri.
Baik Ralita, juga Haikal. Mereka ini sudah bahagia dengan jalan yang mereka pilih masing-masing.
Meskipun kenyatannya, kisah mereka akan tetap ada dan tinggal di ruang hati masing-masing.
Jika dipikir, manusia memang kadang suka egois perihal bahagia, ya?
Haikal dan Ralita pernah menaruh harap sebegitu besar pada manusia lain.
Haikal dan Ralita pernah berusaha memberi hangat pada manusia lain.
Haikal dan Ralita, mereka pernah menaruh kepercayaan besar pada manusia lain perihal membahagiakan. Hingga akhirnya, manusia-manusia itu kembali memperlihatkan keegoisannya.
Memang benar kata orang.
Jangan terlalu banyak menaruh harapan pada manusia lain.
Karena pada dasarnya, hati manusia sangat mudah untuk berbalik.
Bisa saja hari ini ia mengatakan jika ia sangat mencintai. Namun, bisa juga esok harinya manusia itu menjadi sosok paling jahat yang pernah ditemui.
Hati juga pikiran manusia memang tidak akan pernah bisa ditebak, bahkan oleh dirinya sendiri.
Sebaik apapun manusia, tetap saja. Akan ada waktu dimana ia menjadi egois untuk dirinya sendiri. Bahkan mungkin sampai tega menyakiti orang-orang terdekat demi memuaskan keegoisannya.
Ah, berbicara mengenai manusia memang kadang serumit itu.
Kata sebagian orang cinta pertama itu memang selalu berhasil menggores tinta yang tidak akan pernah hilang, sekalipun keduanya sudah tidak saling menggenggam. Termasuk Haikal dan juga Ralita, mereka adalah dua insan yang masing-masing saling memberi tempat di dalam hati.
Memang sakit, namun jika kenyatannya Tuhan tidak memberikan garis takdir untuk mereka berdua. Pada akhirnya memang hanya perpisahan yang lagi-lagi mereka temui.
Sebab, sejak awal, mereka hanya dua orang yang saling memberi hangat. Sebab, sejak awal, mereka hanya rumah yang tidak akan selamanya menjadi rumah. Sebab mereka, hanya dua orang yang sama-sama pernah mencintai sebegitu dalamnya, walau pada akhirnya hanya perpisahan yang selalu mereka dapatkan.
Cinta itu jahat.
Semesta itu sulit ditebak.
Maka dari itu, baik Haikal dan Ralita. Mereka berdua memilih untuk menjalani hidup masing-masing. Meskipun banyak kesempatan untuk kembali.
Banyak hal yang sudah mereka lalui, perihal mencintai, perihal memperjuangkan, dan perihal melepaskan, untuk kesekian kalinya.
Dan lagi.
Mereka hanya sebatas kisah. Kisah yang hanya akan selalu menjadi pernah.
Terlalu indah untuk dilupakan dan terlalu sakit untuk dilepaskan.
Hidup memang suka sebecanda itu.
Ralita lagi-lagi menghela napasnya, hingga tiba-tiba saja seseorang menepuk pundaknya.
“Ih kaget.” Ucap Ralita membuat lelaki itu terkekeh.
“Lagian aku tinggal bentar bengong terus,” ucap lelaki itu membuat Ralita tersenyum.
“Ayo pulang,” ucap lelaki itu sambil mengulurkan tangannya.
Ralita menatap lelaki itu, lalu menggenggamnya dengan erat.
“Ayo ...”
Dan kini, semuanya telah usai.
Mereka sudah memilih jalannya masing-masing untuk bahagia.
Maka dari itu.
Selamat jalan kisah yang hanya akan menjadi pernah.
Selamat jalan kisah indah yang akan selalu menjadi hangat dalam diri masing-masing.
Selamat berbahagia, ya? Terima kasih untuk semua luka serat perjuangannya.
Sampai jumpa lagi, kisah indah yang akan selalu menjadi indah.
fin