kesayangan kakak
-
Juang terbangun dari tidurnya saat merasakan jika di sampingnya tidak ada Wira.
Dengan keadaan yang masih setengah sadar, Juang berjalan keluar kamar, berniat mencari Wira.
Langkah lelaki itu terhenti saat melihat pintu kamar Bunda terbuka sedikit. Ia lalu melangkah mendekat ke arah kamar itu.
Mata Juang mendadak segar, ketika ia melihat pemandangan di depannya.
Iya, Wira sedang tertidur di samping bunda, sambil memeluk bunda.
Dengan senyum yang melengkung di wajahnya, dengan perlahan Juang mendekat ke arah tempat tidur itu. Ia kemudian menarik selimut dan menutupi kedua orang itu dengan hangat.
Juang tersenyum, tangannya lalu terulur mengusap pelan pucuk kepada Bunda serta Wira secara bergantian.
Juang terkekeh pelan, saat ia memperhatikan jika Wira tengah memeluk lengan sang bunda dengan begitu erat.
“Kangen sama bunda ya Wir?” Gumamnya pelan.
Entah kenapa, melihat pemandangan seperti ini, membuat Juang tiba-tiba saja merasa sendu.
Seandainya, kedua orang tua mereka tidak berpisah, seadainya Wira dan Juang tidak berpisah, seandainya keluarga ini masih utuh. Mungkin Juang akan jadi anak paling bahagia di muka bumi ini.
Juang tersenyum tipis.
“Wira kangen bunda, kakak kangen ayah ....” gumamnya lagi, sambil memperhatikan kedua orang yang tengah tertidur itu.
Rasanya sesak sekali, entah kenapa.
Juang menghela napasnya, berusaha menahan tangis yang tiba-tiba saja memaksa untuk keluar.
Lelaki itu kemudian beranjak dari duduknya, lalu mengecup pelan pucuk kepala Bunda serta Wira.
“Kesayangannya kakak, selamat tidur ....”