*Kenapa?
Arjeno terbangun, semula yang tubuhnya terasa sakit kini tidak terasa sakit sama sekali.
Arjeno beranjak dari tempat tidurnya, tapi tunggu, ini dimana? Kenapa semuanya putih? Bahkan Arjeno mengenakan baju dan celana warna putih. Kalau tidak salah seingatnya tadi ia memakai setelan jaket denim dan kaos putih serta celana jeans dan juga sepatu vans kesayangannya. Tapi kenapa sekarang pakainnya serba putih?
Fokus Arjeno teralihkan saat melihat sebuah sorot cahaya di sebrang sana. Ia bangkit lalu berjalan menuju cahaya itu.
Sebentar, kenapa dia bisa melihat ini? Bukankah ini memory masa kecilnya dulu?
Iya, saat ini Arjeno melihat kilas balik kenangannya dulu, saat semua belum hancur, saat ia dan juga keluarganya masih menjadi keluarga utuh yang bahagia.
Arjeno tersenyum saat melihat bayangan memory masa kecilnya, saat ia dan juga saudaranya mendapat seluruh kasih sayang dari ibunya, ia tersenyum saat melihat senyum bahagia yang terpancar dari ibu mereka saat perempuan itu mengusap dan mengajarkan mereka untuk berbicara, ia tersenyum saat melihat ibu dan juga papanya tertawa sambil berusaha mengajarkan satu dua kata kepada kedua putra mereka, ia tersenyum saat melihat bayangan kenangannya dulu bersama keluarganya
Tanpa sadar Arjeno menangis, ia rindu, ia rindu kasih sayang ibunya, ia rindu keluarganya yang utuh, ia rindu sangat rindu.
Namun tiba-tiba saja penglihatannya beralih melihat kejadian dimana dulu orang tua mereka bertengkat, ia melihat saat dimana ibu dan papa mereka bertengkar hingga ibunya memilih pergi meninggalkan mereka bertiga
Sekarang bayangannya beralih saat dimana papa mereka berjuang keras untuk menghidupi dirinya dan juga adikny, hingga bayangan itu menampakkan kejadian saat ini dimana kakak, papa dan juga teman-temannya sedang menangis.
Kenapa? Kenapa mereka menangis?