Kantin.

Agam bernafas lega, setelah ia berhasil menyelesaikan tugas presentasi kasusnya.

Butuh waktu yang cukup lama untuk Agam bisa menyelesaikan tugas ini. Apalagi sebelumnya kasus yang Agam ambil pernah ditolak dan diminta ganti oleh pembimbingnya, sehingga dirinya harus bekerja dua kali lipat dari teman-temannya yang lain.

Agam menghela napasnya ketika keluar dari ruangan itu, ia lalu membuka botol minumnya dan langsung meneguknya habis.

“Lancar bro?” Tanya Djiwa pada Agam yang dibalas anggukan.

Setelah itu Agam langsung beranjak dari sana meninggalkan Djiwa. “Gue kesana dulu ya Wa, laper,” ujar Agam membuat Djiwa mengangguk.

Sesaat setelah sampai di kantin Agam memesan makan dan kemudian ia berjalan mencari tempat duduk.

Namun, belum sempat ia duduk, terdengar suara Bella memanggilnya.

Agam menghela napasnya.

Lagi-lagi, kenapa harus bertemu Bella.

Bella melambaikan tangannya supaya Agam menghampirinya. Mau tak mau Agam pun duduk di sana.

“Udah?”

Agam mengangguk. “Iya.”

Bella tersenyum.

“Tenang aja, aku bentar lagi pergi kok. Mau ketemu Dr. Hasbi. Lagi nungguin,” jelas Bella.

Agam memperhatikan perempuan itu, kemudian ia mengerutkan keningnya sebab ia melihat wajah Bella sangat pucat.

“Bel, lo gapapa?” Tanya Agam.

Bella menggangguk. “Gapapa Gam,” jawab Bella tersenyum.

Hening beberapa saat. Mata Agam terus bergerak melihat apakah makanannya sudah selesai atau belum. Namun hampir sepuluh menit makanannya tak kunjung datang.

Tiba-tiba saja Bella beranjak. “Gam, aku duluan. Mau ketemu dok—“ belum sempat Bella menyelesaikan kalimatnya, ia tiba-tiba saja memegang perutnya. Wajahnya terlihat sangat pucat dan berkeringat.

“Bel, lo kenapa?” Tanya Agam yang juga ikut berdiri.

Bella terdiam, matanya terpejam berusaha menahan sakit. “Aku gapapa …,” ucap Bella lalu melangkah.

Namun baru saja Bella melangkahkan kakinya, tiba-tiba saja ia oleng, dan dengan sigap Agam menahannya.

“BEL!”

Bella mengenggam lengan Agam. Bella menatap Agam dengan wajahnya yang pucat. “Agam sakit ..,” lirihnya. Dan tanpa berpikir panjang, Agam segera menggendong Bella.

Agam ikut panik sebab Bella hampir saja pingsan. Saking paniknya, ia bahkan meninggalkan dompet dan ponselnya di meja begitu saja.