Kamu Gak Pernah Tahu
Biru memeluk erat tubuh Senjani. “Jangan nangis, aku disini Ja...” ucap Biru.
Sejak mendengar kabar itu, Senjani menangis sejadi-jadinya. Rasanya tidak mungkin, baru kemarin Janu memeluknya, baru kemarin mereka bersenda gurau. Kenapa tiba-tiba seperti ini?
“Biru please, bilang kalau ini bohong, Janu gak mungkin pergi kan?” Ucap Senjani sambil menangis.
Biru mengeratkan pelukannya, ia mengusap dan menciumi pucuk kepala perempuan itu, guna menanangkannya.
“Biru, kenapa? Kenapa semuanya pergi?” Ucap Senjani lirih
“Kenapa orang-orang yang aku sayang pergi gitu aja?”
“Biru jawab”
Biru terdiam, ia hanya memeluk tanpa menjawab semua racauan perempuan itu.
“Biru, Janu biru...” lirihnya.
Jujur saja, ada perasaan sesak ketika mendengar tangisan Senjani
“Senjani... maaf, maafin aku”
“Biru, Janu....” lirihnya lagi.
“Kenapa Biru? Kenapa Janu pergi? Kenapa dia ninggalin aku? Biru... sakit banget”
Biru menghela napasnya “Senjani udah, ya? Liat, kamu gak sendiri, ada ak—“
“KAMU GAK TAU RASANYA BIRU! KAMU GAK AKAN PERNAH TAU!” Tiba-tiba saja Senjani berteriak, membuat Biru terdiam.
“Ja...”
“SEMUANYA JAHAT, DARI MULAI BIRU SAMPAI JANU, KENAPA SIH?! KENAOA MEREKA PERGI? JAWAB, JAWAB BIRU JAWAB!!!” Teriak Senjani frustasi.
Lagi-lagi Biru hanya memeluknya, berusaha keras menenangkan perempuan itu.
Butuh waktu cukup lama untuk menenangkan Senjani, hingga akhirnya, isakan Senjani terdengar mereda.
“Biru...” lirih Senjani.
“Apa kamu juga bakal ninggalin aku?”