Just Friend.
Suara gelak tawa memenuhi mobil berwarna putih itu. Di tengah macetnya kota sore itu Ocean, Kalingga dan juga Aciel sedang bersama menikmati waktunya.
Saat ini mereka berniat mencari restaurant untuk makan setelah sebelumnya banyak menghabiskan waktu berkeliling dan berkunjung ke beberapa tempat yang sekiranya bagus untuk dikunjungi.
Aciel tertawa, anak itu duduk di tengah di antara Ocean dan Kalingga.
Sambil menyetir, Kalingga terus saja bercanda bersama Aciel, sedangkan Ocean hanya tertawa memperhatikan keduanya.
“Om Papa, sayang tidak sama Ibu?” Tib-tiba saja Aciel bertanya membuat Ocean dan Kalingga yang tadinya tertawa terdiam sejenak.
Kalingga menoleh sekilas kemudian sebelah tangannya mengacak rambut Aciel.
“Sayang dong, memang kenapa?”
Aciel hanya menggeleng.
“Gapapa, soalnya Ciel senang kalau banyak yang sayang sama Ibu,” jawabnya kemudian Aciel memeluk Ocean.
Ocean hanya tersenyum dan kemudian ia mengusap Aciel.
“Ciel juga sayang Ibu,” ucap Ciel kemudian mengecup wajag Ocean.
Kalingga tersenyum. “Om Papa nggak dicium?” Tanya Kalingga lembuat Aciel segera bangkit dan beralih memeluk Kalingga dari samping dan segera melayangkan kecupan pada lelaki itu.
Ocean dan Kalingga terkekeh. “Terima kasih anak ganteng,” jawab Kalingga.
Mereka kemudian kembali tertawa sampai tiba-tiba saja ponsel Kalingga yang memang tidak ia simpan di dalam saku berbunyi. Membuat fokus Ocean dan juga Kali gga bersamaan beralih pada ponsel yang tergeletak itu.
Ocean bisa membaca jelas pesan yang masuk, begitu juga dengan Kalingga.
Kalingga menoleh pada Ocean, kemudian tanpa basa-basi ia langsung berbicara.
“Temen aku itu.”