Jangan Pergi

Elea menghela napasnya sesaat setelah membalas pesan dari Tias.

“Sabar...” gumamnya sambil menutup ponsel.

Saat ini Elea sedang duduk di kursi kamar Galen sambil memperhatikan Galen tertidur.

Ya benar, Galen sedang sakit seperti apa yang Alena sampaikan sebelumnya. Elea pikir Galen hanya tidak enak badan biasa, tapi ternyata ia salah, suhu lelaki itu sangat panas sampai-sampai tadi lelaki itu hampir ambruk saat berjalan.

“Eung” gumaman Galen membuyarkan lamunan Elea

Buru-buru perempuan itu mendekatkan dirinya ke dekat kasur, lalu mengulurkan tangannya untuk mengecek suhu tubuh Galen.

Deg!

Galen menggenggam tangan Elea yang menyentuh kening lelaki itu. “Andara...” ucap lelaki itu sambil terpejam

Galen menggenggam erat pergelangan tangan Elea sambil terpejam. Elea bisa melihat lelaki itu tersenyum namun matanya masih tertutup rapat

“Andara...” gumamnya lagi

Elea tidak bergerak sama sekali, membiarkan lelaki itu.

“Andara tangan kamu anget...”

Lelaki itu beralih mengusap punggung tangan Elea dengan sangat lembut, dan entah kenapa sentuhan itu membuat jantung Elea berdebar.

“Andara kamu dateng?” Gumam lelaki itu

Badan Elea tertarik ke dalam pelukan Galen dan kini lelaki itu memeluknya, membuat perempuan itu kaget.

“G-galen” ucap Elea

“Andara aku kangen banget sama kamu, Andara ini kamu kan? Andara tolong jangan pergi lagi...” suara galen terdengar lirih

Ada sedikit perasaan aneh pada diri Elea entah apa itu.

Dengan susah payah Elea berusaha melepaskan pelukan lelaki itu, namun nihil lelaki itu memeluknya dengan sangat erat.

“Jangan pergi aku mohon Andara, tolong biarin aku meluk kamu kayak gini lagi, aku butuh kamu, aku kangen kamu Andara...” ucap Galen lirik lalu matanya yang terpejam itu meneteskan air mata

Elea yang melihat itu buru-buru mengusapnya walau dengan susah payah ia bangkit dari pelukan Galen.

“Galen, lepas dulu ya? Aku gak pergi kok aku disini” entah dorongan dari mana Elea mengucapkan kalimat yang seolah membenarkan bahkan dirinya adalah Andara, perempuan yang selalu Galen rindukan.

Perlahan Galen melepaskaj pelukannya “Jangan pergi Andara..” ucap Galen yang masih terpejam.

Ada sedikit perasaan sesak tiap kali mendengar Galen menyebutkan nama itu, dan entah apa alasannya.

Perempuan itu menghela napas berat

Tangannya beralih lembut mengusap pipi lelaki itu, ia bisa merasakan kalau suhu tubuhnya sangat panas.

Elea mengusapnya dengan lembut sambil sesekali berucap. “Tidur ya, aku disini aku gak akan pergi. Cepet sembih Galen”