jangan nakal

-

Dengan perasaan yang sesak, perempuan itu mengusap pelan pipi Wira, anak bungsunya.

Memakaikan jaket tebal pada anak itu, lalu memeluknya dengan sangat erat.

Di sampingnya ada Juang, yang juga tengah mengusap pelan pucuk kepala Wira.

Wira tersenyum kala sang Bunda mengecupnya.

“Adek ....” lirih perempuan itu.

“Nanti, sama ayah adek jangan nakal, ya?” Ucap perempuan itu sambil bersusah payah menahan tangisnya.

Rasanya sesak sekali, saat ia mau tidak mau, harus melepaskan buah hatinya untuk pergi jauh dari pelukannya.

Seandainya saja ia hebat, seandainya saja ia mampu. Rumahnya pasti tidak akan runtuh, rumahnya pasti tidak akan hancur.

Sambil menahan sesaknya, perempuan itu bersusah payah menampilkan senyum pada kedua anak lelakinya itu.

“Bunda .... Juang mau ikut sama adek ....” ucap Juang tiba-tiba.

“Adek sama ayah liburannya lama ya bun?” Tanya Juang.

Perempuan itu beralih mengusap pipi merah merona milik Juang.

“Kakak temani Bunda di rumah, ya?” Ucap perempuan itu.

“Nanti, adek sama ayah mau liburan dulu, nanti adek kalau sudah sampai disana jangan nakal, ya sayang? Jangan bikin ayah sedih, ya?” Ucap perempuan itu.

“Sini, adek sama kakak peluk bunda ....” ucapnya.

Kedua anak berusia 10 tahun itu langsung memeluk erat sang bunda, dengan sangat erat dan hangat.

“Maafin Bunda ya jagoan-jagoannya bunda ....”

“Bunda sayang banget sama kalian ....” lirih perempuan itu sambil menangis pelan di dalam pelukan kedua anaknya.

“Ekhem ....”

“Adek, ayo ikut ayah ....” ucap seorang lelaki yang tiba-tiba saja sudah berdiri di ambang pintu kamar itu.

Wira mengangguk pelan, ia lalu membawa tas berisikan mainan dan juga baju-baju miliknya.

“Dadah bunda, dadah kakak ....” ucap Wira tersenyum.

“Dadah adek!” Ucap Juang tersenyum.

Di sisi lain, perempuan itu hanya bisa menahan sesak saat melihat salah satu putranya pergi meninggalkan dirinya.

Baik Juang maupun Wira, mereka sama-sama belum mengerti apa yang sebenernya terjadi.

Mereka berpisah.

Rumah mereka tidak utuh lagi.

“Kakak, jangan ninggalin Bunda, ya?”