Jagoannya Ibu.

Ocean menghela napasnya sesaat setelah ia membaca pesan balasan dari Kalingga—kekasihnya.

Berbicara mengenai Kalingga, lelaki itu merupakan sosok yang ia temui ketika dulu ia pertama kali terjun untuk bekerja sebagai model bersama Agnes—sahabatnya.

Ocean tidak akan pernah lupa, bagaimana ia akhirnya bisa bekerja dulu setelah sebelumnya ia mati-matian menghidupi dirinya dan juga Aciel putranya.

Pertama kali ia bertemu Kalingga, lelaki itu sangat baik dan ramah, apalagi ia sangat sopan. Ocean tahu betul jika Kalingga merupakan orang berpendidikan. Apalagi dari tutur bahasanya.

Ocean tidak pernah tahu, jika saat pertama ia masuk ke tempat ia bekerja itu, Kalingga sudah jatuh cinta pada Ocean. Kalingga pernah bilang, jika Ocean cantik.

Waktu itu, Ocean sama sekali tidak pernah berpikir jika Kalingga akan bener-benar mengejarnya untuk waktu yang lama. Hingga akhirnya setelah beberapa tahun kalingga mencoba mendapatkan hati Ocean, perempuan itu luluh juga. Dan sekarang mereka sudah menjalin hubungan kurang lebih 2 tahun lamanya.

Ocean sering mendapatkan cibiran dari orang-orang di sekitar Kalingga. Dan pernah juga beberapa kali ia mendengar pembicaraan tentang dirinya yang dimana mereka mengatakan jika karena Ocean, Kalingga menjadi perjaka tua. Padahal sejak awal, Ocean tidak pernah meminta Kalingga untuk menunggu atau pun terus mengejarnya.

Sebenarnya selama ini Ocean sudah sering mendengar jika Kalingga itu tak cukup hanya dengan satu perempuan saja. Tapi entah kenapa dengan bodohnya ia menerima Kalingga untuk masuk ke hidupnya.

Jika ditanya, apakah Ocean menyayangi Kalingga atau tidak. Maka jawabannya adalah iya. Ocean menyayangi lelaki itu. Apalagi ia merasa jika perhatian-perhatian kecil dari Kalingga membuatnya merasa nyaman sebab tidak pernah ia dapatkan sebelumnya, apalagi setelah ditinggalkan Agam.

Kepala Oceam terasa pening saat ini, kemudian ia memilih untuk bersandar di sofa ruang tengah.

Saat ini waktu menunjukan pukul 8 malam, perempuan itu kembali menghela napasnya, sebab sebentar lagi ia harus menyiapkan segala keperluan untuk dirinya dan Aciel untuk besok hari.

Fokus Ocean teralihkan ketika mendengar suara pintu terbuka dan menampilkan Aciel yang berjalan ke arahnya.

“Ibu …,” panggilnya.

Ocean dengan sigap langsung merentangkan kedua tangannya dan mempersilahkan Aciel masuk ke dalam pelukannya.

Ocean tersenyum kecil ketika melihat Aciel yang tengah mengucek kedua matanya. “Kok bangun?”

Aciel hanya menggeleng dan kemudian memeluk Ocean lagi.

“Kenapa, nak?” Tanya Ocean.

“Ciel sedih, Bu,” ucap anak itu membuat Ocean langsung mengusapkan.

“Sedih kenapa sayang?”

“Barusan Ciel mimpi, terus di mimpi itu ada Ibu sama Ayah lagi makan berdua. Terus Aciel lagi lari-lari diliatin Ayah sama Ibu.”

Ocean terdiam.

“Ibu …,” panggil Ciel yang tengah menyembunyikan wajahnya di leher Ocean.

“Ciel nggak suka sama Om Papa,” gumamnya membuat Ocean menegang.

“Kok nggak suka?” Tanyanya pelan.

“Soalnya barusan di mimpi Ciel Om Papa bikin Ibu nangis,” ucapnya lagi.

Hati Ocean terenyuh.

“Ibu, Ciel gak suka lihat air mata Ibu keluar.”

“Ciel mau sama Ayah mau sama Ibu, nggak mau ada Om Papa,” ucapnya lagi kemudian ia menangis.

Ocean menghela napasnya panjang.

“Sayang, dengerin Ibu. Om Papa itu nggak jahat kok. Ibu gak nangis kok sama Om Papa.”

“Barusan Ciel cuma mimpi. Kan Ciel juga kalau jalan sama Om Papa suka dibelikan mainan banyak, suka ditawarin mau makan apa, mau jajan apa, terus suka ngajak Ciel main juga,” jelas Ocean lembut.

Ciel masih menangis.

“Nanti kalau Bunda menangis, Ciel mau pukul Om Papa!” ucap Ciel yang kini melepas pelukannya dan menatap Ocean sambil menghapus air matanya menggunakan jemari kecilnya itu.

Ocean tersenyum dan mengangguk.

“Iya jagoannya Ibu, terima kasih ya,” ucapnya kemudian ia mengecup wajah Aciel membuat Anak it tertawa.

Lantas ketika mereka sedang tertawa, suara pintu utama terbuka, membuat fokus mereka teralihkan.

“AYAH!!!” Teriak Aciel ketika melihat jika di sana ada Sang Ayah yang datang dengan membawa kantung berisi makanan di kedua tangannya.