it’s okay not to be okay.
Haikal menghela napasnya kala ia menatap layar ponsel di genggamannya.
Entahlah, rasanya aneh. Haikal merasa rindu sekaligus sesak.
Kenapa?
Kenapa ia harus hadir lagi? Disaat Haikal sudah mulai menghapus kehadirannya.
Sial, rasanya sangat menyesakkan.
Buru-buru Haikal menstabilkan napasnya kala melihat Kiara yang mendekat ke arah mobilnya.
“Maaf lama,” ucao Kiara pada Haikal yang dibalas senyum.
“Gapapa,” ucap Haikal.
Kiara menatap wajah Haikal yang terlihat sedikit sendu dari sebelumnya.
“Kenapa?”
Haikal menatap Kiara kemudian menggeleng pelan.
“Gapapa.” Ucap Haikal tersenyum.
Bukannya percaya, Kiara malah menatap netra Haikal lama.
“are you ok?” ucap Kiara lembut.
Entah mengapa tapi ucapan Kiara barusan membuat pertahanan Haikal runtuh, lalu tanpa sadar Haikal menggeleng dan berucap.
“no, i’m not,” ucap Haikal lirih.
Lalu tanpa aba-aba, Kiara membawa Haikal kedalam pelukannya, lalu mendekapnya dengan hangat.
“it’s okay kamu gak sendiri, gapapa, Kal. Kalau emang gak baik-baik aja gapapa,” ucap Kiara semakin mengeratkan pelukannya.
“Capek, Ki ....” lirih Haikal.
“Pengen bahagia aja rasanya sulit.”
Tanpa berbicara apapun, Kiara hanya mendekap Haikal dengan hangat. Seolah ia sedang berusaha meredakan badainya.
“Capek banget, Ki ....” lirih Haikal lagi.
Rasanya terlalu menyakitkan bagi Haikal.
“Gapapa, gapapa, semuanya bakal baik-baik aja ....” ucap Kiara lembut.