I love you

Sore ini tepatnya pukul 16.30 WIB, Agam dan Ocean tengah berada di dalam mobil. Keduanya sedang dalam perjalanan untuk menonton bioskop.

Hari ini kebetulan Agam tidak mempunyai jadwal apapun, maka dari itu Ocean berinisiatif mengajak Agam untuk keluar sekedar menghabiskan waktu bersama.

Jalanan cukup macet, karena mungkin mendekati cuti, sehingga banyak orang mungkin tengah mudik atau sekedar liburan.

“Lama banget,” ucap Ocean memperhatikan jalanan yang bisa dibilang cukup macet. Bahkan kobil yang mereka tumpangibhanya bergerak sedikit-sedikit.

Ocean menoleh pada Agam yang tidak menyahuti ucapannya. Kerutan di dahi Ocean terbentuk.

“Kamu baca apa?” tanya Ocean melihat Agam yang fokus pada layar ponselnya.

Agam kemudian memberikan ponselnya kepada Ocean. “Tuh mantan sekaligus sahabat kamu nungguin kita putus,” ucap Agam sambil terkekeh pelan.

Ocean fokus membaca pesan yang dikirimkan Jaydan melalui instagram itu kemudian ia berdecak.

“Gak usah dibales, sinting dia,” jawab Ocean lalu mengembalikan ponsel itu pada Agam.

Agam kembali terkekeh. “Gitu juga pernah sayang.”

Ocean menatap Agam tajam. “Cinta buta,” jawabnya.

Agam menggeleng, ia lantas mengacak pelan puncak kepala Ocean gemas.

“Kalo dikasih kesempatan mau balikan sama Jaydan gak?” Tanya Agam pada Ocean yang lagi-lagi mengundang sebuah tatapan tajam dari Ocean.

Ocean lantas menggeleng. “Nggak.”

“Kenapa?”

“Hmm apa, ya? Mungkin karena aku tau gimana rasanya kehilangan sosok sahabat kalau akhirnya kita malah jalin status yang beda.”

“Kayak, aku gak bisa nemuin sosok sahabat setelah kita mutusin buat pacaran. Dan aku gak mau kehilangan itu, Agam.”

Sorot mata Agam tidak lepas dari Ocean, ia menatapnya lekat memperhatikan setiap ucapan yang keluar dari bibir kekasihnya itu.

Tidak, Agam tidak pernah marah ketika membahas hal-hak sepertinini. Ia malah selalu ingin tahu tentang semua hal yang berkaitan dengan masa lalu Ocean.

Agam tidak pernah marah sebab ia pikir, semua hal yang terjadi di masa lalu kekasihnya sudah bukan lagi sesuatu yang harus dipermasalahkan. Karena sekarang yang sedang Ocean jalin adalah hubungan dengannya bukan dengan orang lain.

“Aku tuh aneh, kamu kenapa gak pernah marah sih tiap kali aku bahas Jaydan?” Tanya Ocean.

Agam tersenyum jemarinya mengusap punggung tangan Ocean yang ukurannya lebih kecil dari miliknya. “Kan udah aku bilang. Masa lalu ya masa lalu, aku gak bakalan permasalahin itu. Sekali pun saat ini Jaydan masih berhubungan baik sama kamu.”

“Kok kamu percaya? Kok kamu gak cemburu? Kalo aku bohong gimanav kalo aku selingkuh gimana? KOK GAK PERNAH MARAH SIH?!” Tanya Ocean bertubi-tubi membuat Agam tertawa gemas.

“Ngapain? Kan kamu sayang ya sama aku.”

Ocean mendelik. “Sok tau!”

“Kalo gak sayang, kenapa dong kita masih pacaran?”

“Iya sih …” jawab Ocean kemudian ia menyerengeh.

“Ah udah ah, kenapa jadi bahas gini,” ucap Ocean.

Agam lagi-lagi hanya terkekeh dan kembali mengacak puncak kepala kelasihnya itu karena menurut Agam Ocean sangat menggemaskan.

“Kalo aku punya pintu ajaib, kalo aku dikasih kesempatan buat ngulang waktu. Kayaknya aku tuh bakal milih buat ngejar kamu aja deh Gam,” ucap Ocean tiba-tuba.

“Kok gitu?”

“Karena …,” Ocean menghentikan ucapannya kemudian ia menatap Agam.

“Karena …”

“Karena kamu ganteng!” ucap Ocean sambil tiba-tiba melayangkan sebuah kecupan pada pili sebelah kiri Agam membuat lelaki itu terkejut.

“Kebiasaan kamu tuh,” ucapnya sembari terkekeh.

“Gembul pipinya,” jawab Ocean sambil menyentuh pipi Agam.

I love you ya Pak Dokter ganteng!” ucap Ocean yang kembali melayangkan sebuah kecupan kecil pada wajah Agam.

Agam hanya tersenyum dan mengusap Ocean. “Iya Oce iya. I know.”

I love you too nya mana?”

Agam tertawa, kemudian ia merah pergelangan tangan Ocean dan mengecupnya. “I love you too, Alula Ocean.”

Agam tersenyum manis ketika melihat lengkungan indah itu terukir di wajah Ocean.

Sungguh, jika harus ia memberikan semua hal untuk Ocean, Agam akan melakukannya.

Agam sangat mencintai Ocean. Walau kenyataannya ia tidak selalu mengatakan itu. Namun jauh di dalam lubuk hatinya, Ocean itu yang kedua, setelah Bunda.

I hope we are always fine, Oce