I don’t love you anymore

Ocean hanya terdiam ketika Agam membawanya memutari jalanan.

Tadi, ketika Agam memintanya untuk keluar, dengan berat hati Ocean menurutinya. Dan berakhir sekarang Ocean bersama Agam menaiki motor.

Berkali-kali Agam memperhatikan Ocean dari kaca spion, terlihat perempuan itu tengah memejamkan matanya menikmati angin malam.

Agam tersenyum.

Mereka berkeliling hampir lima belas menit, hingga akhirnya Agam berhenti di sebuah tempat di perbatasan kota yang memperlihatkan lampu-lampu indah dari sebrang pulau.

Agam turun dari motornya, kemudian ia membantu Ocean membuka helmnya.

Dengan tangan Ocean yang masih belum pulih sempurna, dengan hati-hati Agam menuntun Ocean.

“Ini Sushinya,” ucap Agam menyerahkan sebuah kantung plastik.

Ocean menghela napasnya ia tidak berbicara apapun.

Agam berjalan kemudian ia duduk di kursi kayu yang ada di sana. Ocean pun menyusul Agam.

“Udah lama nggak kesini,” ucap Agam ketika Ocean duduk di sampingnya.

“Iya,” jawab Ocean pelan.

Agam menoleh dan tersenyum.

“Dingin nggak?”

Ocean menggeleng. Kemudian Agam tiba-tiba berdiri dan ia melepaskan kemeja menyisakan kaos, lalu kemeja itu ia alihkan untuk menutupi tubuh Ocean.

Agam kemudian berjongkok berhadapan dengan Ocean.

Lelaki itu menatap Ocean hangat, tangannya bergerak mengusap dan membenarkan helaian rambut yang terkena angin.

Ocean bergerak berusaha menghindar.

Agam hanya tersenyum, matanya beralih pada tangan Ocean. “Masih gak bisa gerak?”

Ocean menggeleng.

Agam kemudian meniup tangan Ocean yang patah, dan mengusapnya lembut penuh sayang. “Cepet sembuh,” gumam Agam.

Ocean hanya diam memperhatikan apa yang Agam lakukan.

Agam kembali menatap Ocean, mata mereka bertemu, lalu lelaki itu tersenyum.

“Jangan sakit Oce, jangan ngurung diri terus.”

Ocean menunduk.

“Oce …,” panggil Agam.

Sorry, karena mungkin selama ini aku masih banyak kurang dan jauh dari ekspektasi kamu dan berakhir kamu yang ngerasa gak cocok.”

Ocean hanya terdiam.

“Maaf juga karena waktu itu aku malah bilang kamu egois dan banting pintu.”

Agam menghela napasnya, ia lalu mengusap wajah Ocean. “Oce …”

Is it true that you don't love me anymore?

“Oce …”

“Harus gimana lagi ya Ce biar kamu percaya seberapa besar rasa aku buat kamu?” Tanya Agam membuat Ocean menatapnya.

“Gak harus gimana-gimana Gam.”

“Boleh nggak kalau aku coba lagi buat perbaiki apa yang salah dari kita?”

Ocean menatap Agam ia kemudian menghela napasnya.

“Gam, I told you before.

“Kita, udah gak cocok.”

“Dan aku …”

“Apa?”

I don’t love you anymore.”

Agam tersenyum tipis, ia lalu menghela napasnya.

“Oke …”

Agam berdiri, rasanya terlalu sesak.

Bukan ini yang Agam mau.

Agam sangat-sangat mencintai Ocean, sampai ketika Ocean mengatakan bahwa dirinya tidak mencintai Agam, rasanya dunia Agam runtuh.

Ocean menunduk sejenak sebelum akhirnya ia ikut berdiri.

“Ayo pulang Gam.”

Agam tersenyum, dan tanpa berbicara apapun lagi, Agam mengangguk.

Ocean menatap tubuh Agam dari belakang, ia kemudian menunduk dan bergumama pelan.

Sorry …