he looks fine

Haikal memeperhatikan perempuan yang tengah berjalan di hadapannya, sambil mendorong sebuah troli berisikan beberapa makanan dan minuman.

Ini pertama kalinya bagi Haikal melakukan hal seperti ini berdama dengan seseorang. Aneh, bahkan dirinya sendiri pun merasa aneh dengan apa yang tengah ia lajukan saat ini.

“Pak, saya boleh ambil, ini?” Tanya perempuan itu pada Haikal dan tak lama di balas anggukan oleh Haikal.

“Ambil aja Bina,” ucap Haikal membuat Bina-perempuan itu tersenyum senang. “Makasih pak!” Ucapnya.

Tidak, mereka tidak berjalan beriringan. Haikal hanya berjalan di belakang Bina, sambil memperhatikan punggung perempuan itu.

Jujur saja, sejak pertemuan pertama Haikal dengan Bina di depan toserba yang saat itu Bina tengah merokok. Haikal merasa ada yang aneh pada dirinya. Apalagi semenjak Bina bekerja di perusahaan Haikal.

Ada sesuatu dalam diri Haikal yang tanpa sadar terus-terusan mendorong dirinya untuk berada di dekat Bina.

Langkah Haikal berhenti kala netranya melihat Bina yang tengah berdiri tak jauh dari sana.

Tanpa sadar Haikal terkekeh pelan saat Bina tengah memilih satu per satu minuman beralkohol disertai dengan gerakan seolah ia tengah minum.

Haikal mendekat pada Bina, kemudian meraih botol yang Bina pegang, “gak usah beli kayak ginian.” Ucap Haikal tanpa menatap wajah Bina.

Perempuan itu menatap Haikal, kemudian berdecak. “Buat mabok enak tau pak, apalagi kalo lagi stre—“ belum sempat Bina menyelesaikan kalimatnya. Haikal menoyor kening Bina.

“Nakal lo jadi cewek.” Ucap Haikal dingin.

Entah apa yang lucu, tapi tiba-tiba Bina tertawa, membuat Haikal mengangkat sebelah alisnya. “Kenapa?”

Bina terkekeh pelan, “gapapa sih pak lucu aja.”

“Sebelummnya gak pernah ada yang larang saya buat ngelakuin sesuatu, sekali pun itu beli minuman beralkohol,” ucap Bina terkekeh.

Haikal menatap perempuan itu, kemudian ia menghembuskan napasnya pelan.

“Gak baik buat kesehatan,” ucap Haikal.

Lagi-lagi Bina terkekeh, “Iya tau ....”

“Makasih udah ngingetin, Pak.” Ucap Bina lagi dengan lengkung yang masih terpatri di wajah kecilnya.

Haikal menatap netra Bina. Lalu tanpa sadar Haikal tersenyum.

“Gak usah beli kayak gituan, ya.” Ucap Haikal dengan tangannya yang tiba-tiba saja mengacak pelan pucuk kepala Bina.

Bina lagi-lagi terkekeh, “oke bos!” Ucap Bina membuat Haikal tersenyum.

Bina kembali mendorong trolinya menjauh dari tempat minuman itu, kemudian Haikal kembali melangkah mengikuti Bina, namun sekarang Haikal berjalan beriringan bersama dengan Bina.

he looks fine ....

Udah bahagia, ya, Kal?

Gumam seseorang yang tak sengaja melihat Haikal dengan Bina disana.