Hati-hati
Dengan perasaan senangnya, Amingyu sangat bersemangat, lantaran hari ini adalah hari dimana salah satu orang tersayangnya berulanh tahun.
Iya benar, Rechan Bagaskara, putra bungsu sekaligus adik kesayangan Amingyu berulang tahun hari ini.
Meskipun sebenarnya Amingyu baru saja sampai di indonesia, setelah beberapa belas jam perjalanan lintas benua, tapi ia tidak peduli. Yang ada dipikiran Amingyu saat ini adalah hanya Rechan, adik kesayangannya.
Mingyu sangat suka melihat adik satu-satunya itu tertawa, apalagi jika alasan Rechan tertawa adalah dirinya.
Entahlah, Amingyu bahkan tidak mengerti, kenapa bisa ia sesayang ini pada bungsunya.
“Udah siap semua?” Tany Amingyu pada semua orang.
Hari ini, baik teman-teman Rechan, serta Amingyu benar-benar datang dan membantu Amingyu mempersiapkan kejutan untuk adik tersayanganya.
“Udah a” ucap Jafar yang memang paling banyak berkontribusi dalam persiapan kejutan ini.
“Rechan kapan kesini?” Sahut Warih teman Amingyu
“Barusan mah katanya mau sekarang” sahut Mingyu.
“A AMING!” Teriak Tegar tiba-tiba membuat Amingyu menoleh.
“Kadonya mana?”
Amingyu menepuk jidatnya.
“Lupa anjir, belum di bawa dari toko” ucap Amingyu.
“Bentar atuh ya aing ambil dulu. Untung aja di toko si ayah belinya” Ucapnya yang di balas anggukan oleh semua.
“Mau di anter a?” Sahut Bayu.
“Gak usah, sendirian aja” ucap Amingyu sambil berlari keluar menuju mobil.
“Hati-hati Ming!” Teriak Adjie.