Good Time

*”I’M HOME EVERYONE.”

Terdengar suara teriakan dari gadis itu, membuat yang dibelakangnya hanya terkekeh.

“Ih kok sepi?” Tanyanya.

“Di ruang tengah kak biasanya, kamu ngapain teriak di sini,” jawab anak lelaki itu.

Gadis itu menepuk jidatnya. “Oh iya.”

Anak lelaki itu, Aciel lebih tepatnya hanya menggeleng ketika melihat Isha—gadis itu berlari ke arah ruang tengah.

Aciel berjalan mengikuti dari belakang, lantas ia tersenyum ketika melihat suasana di hadapannya.

Ada orang-orang yang ia sayangi sedang berkumpul sekarang.

“Aku pulang,” ucap Aciel sambil berjalan ke arah Ocean.

Perempuan itu menoleh lantas langsung saja mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Aciel. Begitu juga dengan Jauzan—lelaki yang saat ini ada bersama Ocean.

Berbicara mengenai Jauzan. Ia merupakan lelaki yang Ocean temui tak sengaja di sebuah cafe, ketika dirinya tengah sibuk melakukan pekerjaannya di depan laptop untuk project bukunya. Karena setelah kepergian Ocean beberapa tahun silam, ia memutuskan untuk kembali memulai karirnya di dunia kepenulisan, menjadi penulis terkenal namun kali ini ia tidak menyebutkan identitasnya, dan orang-orang tidak tahu, jika buku-buku yang beredar adalah hasil karyanya.

Waktu itu, Jauzan tidak tahu jika Ocean akan membuatnya terpana.

Jauzan sering melihat Ocean di cafe itu. Duduk sendiri dan bergelut dengan layar di depannya selama berjam-jam. Sampai akhirnya suatu hari, Jauzan memberanikan diri untuk duduk di meja Ocean dan mengajak Ocean mengobrol.

Mungkin memang takdir, lambat-laun mereka sering bertemu di tempat itu dan memutuskan untuk berteman. Hingga akhirnya mereka saling jatuh cinta.

Jauzan ini, merupakan seorang Ayah anak satu. Ia hanya hidup berdua bersama putrinya Isha, lantaran perempuan yang ia cintai meninggalkannya ketika ia berjuang untuk melahirkan Isha.

Dan seiiring berjalannya waktu, Jauzan akhirnya bertemu dengan Ocean.

Kini, hubungan mereka sudah berjalan 2 tahun lamanya.

“Lama,” ucap Ocean.

“Tuh, Isha tadi mau mampir makan dulu ramen katanya,” jawab Aciel sambil duduk.

“Papa tadi si Kakak bawa motornya ngebut,” celetuk Isha.

“Bohong!” Jawab Aciel cepat.

“Kamu yang minta, heh!”

Isha tertawa.

“Bercanda Kak, santai sih,” jawabnya membuat Aciel berdecak.

Ocean dan Jauzan hanya menggeleng.

“Kamu mandi dulu gih, abis keringetan,” suruh Ocean pada Aciel.

“Iya bentar Bu,” jawabnya.

“Om, nginep?” Tanya Aciel yang kini beralih menatap Jauzan, membuat yang ditanya mengangguk.

“Iya.”

“Besok Om di kantor sibuk gak?”

“Gak sih, kenapa? Besok kayaknya meeting juga WFH.”

Aciel tersenyum lebar.

“Kenapa kok senyum gitu?” Tanya Ocean aneh.

“Main ps om, besok aku libur, hehe,” jawab Aciel menyerengeh membuat Jauzan tertawa.

“Haha, sudah pasti,” ucapnya.

Mendengar hal itu lantas Ocean menggeleng dan menepuk jidatnya.

“Awas aja ya kalo tengah malem berisik,” sinis Ocean.

“SIAP IBU!” Jawab Jauzan dan Aciel bersamaan lantas mereka pun tertawa.