๐ฆ๐ฒ๐ฝ๐๐น๐๐ต; ๐ฉ๐ฒ๐๐ฝ๐ฎ, ๐๐๐บ๐ถ ๐ฑ๐ฎ๐ป ๐ฆ๐ฒ๐ป๐๐๐บ๐ป๐๐ฎ
๐๐๐ฃ๐๐๐ฃ๐ ๐๐๐
Aku buru-buru turun ke bawah menghampiri Bumi yang katanya sudah menunggu di depan rumahku. Dia bilang ingin menunjukan sesuatu padaku.
Saat aku membuka pintu rumah, tampak Bumi yang sedang tersenyum sambil melambaikan tangannya padaku.
โBumi, kok kesini ih? Bukannya kita mau naik bus? Kesini jauh lohโ
Bumi hanya terkekeh โbentar dulu, aku mau nunjukin sesuatuโ ucap Bumi padaku
โMerem sebentarโ ucapnya, dan aku mengangguk sambil menutup mataku dengan kedua telapak tangan
Bumi menuntun tubuhku untuk berjalan.
โSenja buka matanya. TADAAAAAโ ucap Bumi tersenyum sambil menunjukan sebuah vespa bekas?
โLiat Senja, aku bawa ini. Ayo naik ini kesekolah sama akuโ ucap Bumi sambil terus tersenyum bahagia.
โIni Vespa punta Bumi? Kok Senja baru liat ih?โ
Bumi menggeleng โbukan, ini vespanya bekas kak Azri, semalem dia bilang pake aja buat aku sekolah. Aku seneng banget tauโ
Oh bekas ya? Pantas saja penampilannya tampak seperti barang bekas, dan benar saja.
Bumi senyumnya bahagia banget, aku saja jadi ikut tersenyum liat Bumi. Bumi sebahagia ini ya ternyata? Padahak ini cuma barang bekas
โAyoo naik Senjaโ ucap Bumi
Aku tersenyum lalu mengangguk dan langsung duduk di jok belakang.
โPegangann, kita berangkattttโ ucap Bumi terdengar sangat bahagia.
Entahlah, melihat Bumu seperti ini, aku jadi sadar, kalau Bumi itu selalu bersyukur dan tersenyum meskipun yang ia dapat hanyalah barang bekas, tapi aku bisa lihat, jika senyum yang di tampilkan Bumi itu adalah senyum kebahagiaan. Iya, Bumi sebahagia itu sekarang.