Gapapa

-

Ralia beranjak dari tidurnya, saat mendengar suara ketukan dari arah balkon.

Perempuan itu menghela napas, saat melihat Arkana yang tengah tersenyum lebar dengan mamakai kaos hitam dan boxer biru-nya.

“Kenapa?” Tanya Ralia malas, membuat Arkana terkekeh.

Lelaki itu kemudian mengacak pelan pucuk kepala Ralia.

“Capek, mau tidur disini,” ucap Arkana.

“HEH ANJIR!” Teriak Ralia.

“Gak, balik lo sana!” Ucapnya membuat Arkana tertawa.

“Galak banget lo, gue cuma mau main aja, kangen. Mau di peluk dong Ra, udah lama enggak,” ucap Arkana.

“Kenapa?”

“Gapapa ....”

“Kenapa Ar?”

Arkana menghela napasnya.

“Ra, gue gagal masuk team,” ucap Arkana.

“Gue gagal masuk team buat ikut pertandingan Ra, gue payah banget ....” lirih Arkana.

Ralia menghela napasnya, ia melangkahkan kakinya lalu mendekap pelan daksa lelaki itu dengan hangat.

“Gapapa .... lo gak payah,” ucap Ralia sambil mengusap pelan pucuk kepala lelaki itu.

Arkana terdiam, ia lalu balik memeluk Ralia dengan erat.

“Ra .... capek ....” lirihnya.

Ralia tersenyum.

“Gapapa Arkana, gagal masuk team bukan berarti lo payah. Jangan nyalahin diri lo sendiri, ok?”

“Lo hebat, selalu hebat, gue bangga. Enggak apa-apa kalau misal sekarang lo gak masuk. Mungkin tahun depan lo bakal dapet hal lain yang lebih bisa bikin lo bahagia? Siapa yang tahu, kan?” Ucap Ralia.

Arkana tersenyum.

Ia selalu suka pelukan dan kalimat-kalimat menenangkan yang di ucapkan perempuan itu.

“Ra, makasih ....”