Gak Asing

Setelah membaca pesan dari mantan istirnya itu Haikal memilih untuk membawa Caca ke panti asuhan yang sudah satu tahun terakhir ini ia datangi.

Haikal baru saja sampai disana. Sebenarnya, Haikal sudah cukup sering membawa Caca kesana, sehingga tiap kali Caca datang, ia akan langsung berlari menghampiri teman-temannya.

“Hati-hati adek,” ucap Haikal sambil memperhatikan putri kecilnya berlari.

Haikal tersenyum pelan, kemudian ia duduk di bangku taman panti itu bersama dengan seorang perempuan paruh baya pemilik panti.

“Sehat, nak?” Tanya Ibu Pratiwi pada Haikal.

Haikal mengangguk, “sehat bu,” balas Haikal tersenyum.

“Caca sudah besar ya sekarang,” ucap ibu Pratiwi yang langsung membuat Haikal terkekeh.

“Iya bu, udah gede, dia bawel banget sekarang,” ucap Haikal.

Netra Haikal fokus memperhatikan keadaan panti itu, sampai tiba-tiba saja fokusnya berhenti memperhatikan seseorang yang tengah berjongkok sambil mengasuh beberapa anak, tak jauh dari tempat Haikal duduk.

“Bu, itu pengasuh baru, ya?” Tanya Haikal menunjuk ke arah orang yang mengalihkan fokusnya itu.

Ibu Pratiwi ikut menoleh saat Haikal menunjuk ke arah orang tadi.

“Oh bukan, tapi sudah hampir dua bulan ini dia sering kesini. Rutin bawa makan sama mainan kalau kesini,” jelas ini Pratiwi membuat Haikal mengangguk.

“Kamu kenal?” Tanya Ibu Pratiwi pada Haikal.

Haikal memperhatikan lagi orang itu, lalu menggeleng pelan.

“Enggak bu, tapi kayak gak asing aja” ucapnya lalu terkekeh.

Setelah berbicara dengan Ibu Pratiwi, fokus Haikal kembali pada orang yang itu. Lalu sedetik kemudian ia menggeleng, berusaha menepis pikirannya.