Dirga Apa Kabar?
Hampir setiap hari hujan turun selepas kepergian Dirga, semesta nampaknya murung karena kepergian lelaki itu.
Ariel sedang terduduk di sebuah cafe dimana dulu biasanya ia kunjungi sewaktu makan siang. Sudah empat bulan dia menjauh dari tempat ini, tempat dimana ia sering makan siang berdua dengan Dirga
Perempuan itu menghela napas, rasanya rindu sekali dengan tempat ini, apalagi dengan lelaki yang sempat menempati hatinya bahkan sampai sekarang.
Rasanya ingin sekali ia bertemu dengan Dirga.
“Mas, kamu apa kabar?” Gumam Ariel sambil memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang di luar sana.
Terakhir kali ia bertemu dengan Dirga adalah saat dimana ia memutuskan hubungannya dengan Dirga.
“Ariel?” Ucap seseorang membuat Ariel menoleh
“Loh? Tendi?”
“Ngapain lo disini? Astaga udah lama gue gak liat lo, kemana aja si lo tiba-tiba ilang?” Ucap Tendi yang kini duduk di hadapan Ariel
Ariel menghela napas “ceritanya panjang”
“Gue denger lo udah nikah ya?”
Ariel mengangguk “ya gitulah hehe”
“Btw Ten, masih kerja di kantor mas Dirga?”
Tendi tersenyum “Masih dan gak akan pernah keluar”
“Dia apa kabar?” Tanya Ariel
Tendi terdiam
“Heh, dia baik kan? Terakhir gue ketemu mas Dirga empat bulan lalu sebelum nikah”
“Lo gak tau?”
Ariel menatap Tendi kebingungan “hah? Gatau apa?”
“Kabar Dirga lo gak tau?”
Ariel menggeleng “Sama sekali enggak”
Tendi hanya terdiam
“Lo kenapa sih? Gue nanya kabar mas Dirga gimana? Dia sehat kan?”
“Ariel”
“Dirga...”
“Apa? Ngomong yang jelas”
“Dirga udah gak ada”
“Hah? Maksud lo?”
“Dirga udah gak ada, dia udah pergi dibawa sama yang di Atas”
Ariel terdiam sejenak “Jangan becanda ten, gak lucu tau gak!”
Tendi menggeleng “gue serius, dia meninggal, empat bulan lalu karena ditembak pas lagi konferensi pers”
Ariel terdiam, pasalnya ia sempat mendengar kabar salah seorang CEO tewas tertembak, tapi ia tidak tahu jika orang itu adalah Dirga.
“Enggak, lo pasti becanda kan? Cepet kasih tau gue mas Dirga dimana?”
Tendi menghela napas “udah gak ada Ariel”
Bahu Ariel merosot, seketika sesuatu menghantam tepat di jantung Ariel, perih, sakit, ngilu, sesak.
“Anterin gue ketemu mas Dirga Ten”
Tendi menggeleng “gue gak bisa, harus balik ke kantor”
“Kasih tau gue dimana tempatnya”
Tendi menghela napas “gue harap lo baik-baik aja dan ikhlas. Dirga istirahat di pemakaman keluarganya ‘Bumi Indah”